Mohon tunggu...
Budi Kayamara
Budi Kayamara Mohon Tunggu... Wiraswasta - Praktisi Bisnis

Founder & Investor @ kayamara.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Bukan Pilih Kaya atau Miskin, Tapi Pilih yang Bertaqwa

30 Maret 2016   08:57 Diperbarui: 30 Maret 2016   09:11 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Allah Tidak Mengharuskan Muslim Untuk Kaya karena Kaya dapat Mengantarkan Pada Kekufuran dan Melampaui Batas, Namun Allah Juga Tidak Mengharuskan Muslim Untuk Miskin Karena Miskin Dekat Dengan Kekafiran, Allah Menghendaki Muslim Untuk Selalu Sabar dan Syukur Pada NikmayNYA yang telah diberikanNya baik dalam kondisi Kaya ataupun Miskin. Karena didalam Kekayaan ada sebuah Ujian dan Pertanggungjawaban atas semua harta dan dirinya begitu pula Miskin yang akan dituntut pertanggungjawaban atas keluarganya, maka SYUKUR itulah intinya.

ISLAM TIDAK mewajibkan kekayaan seperti juga tidak mengharamkan kemiskinan. Untuk itu seorang Muslim tidak perlu terjebak untuk membenci orang kaya atau justru terlalu lebih menyintai orang miskin tanpa mengutamakan kebenaran. Sebab kalau soalnya adalah menyintai orang miskin, maka Anda butuh memelihara kemiskinannya agar cinta Anda tetap terpelihara. Juga kalau soalnya adalah membenci orang kaya, maka kasusnya adalah kecemburuan terhadap kekayaannya.

Keyakayaan sebetulnya Adalah Nafsu yang Mengantarkan Pada Bermegah-megahan dan Melampaui Batas.
"Sesungguhnya Karun adalah termasuk kaum Musa, maka ia berlaku aniaya terhadap mereka, dan Kami telah menganugerahkan kepadanya perbendaharaan harta yang kunci-kuncinya sungguh berat dipikul oleh sejumlah orang yang kuat-kuat. (Ingatlah) ketika kaumnya berkata kepadanya: Janganlah kamu terlalu bangga; sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang terlalu membanggakan diri& [Al Qashash:76]

Bukan hanya Karun orang kaya yang disiksa Allah. Sebelumnya banyak orang-orang yang lebih kaya juga dibinasakan oleh Allah SWT:
Karun berkata: Sesungguhnya aku hanya diberi harta itu, karena ilmu yang ada padaku. Dan apakah ia tidak mengetahui, bahwasanya Allah sungguh telah membinasakan umat-umat sebelumnya yang lebih kuat daripadanya, dan lebih banyak mengumpulkan harta? Dan tidaklah perlu ditanya kepada orang-orang yang berdosa itu, tentang dosa-dosa mereka.” QS 28.78

Mengharap kaya seperti Karun bukanlah ajaran Islam. Dan sesungguhnya cita-cita menjadi kaya merupakan hawa nafsu yang akan mengantarkan pada perbuatan melampaui batas. Bukan kekayaan yang akan meningkatkan iman, iman adalah sebuah hidayah yang diberikan oleh Allah pada hati manusia. Nyata, telah banyak koruptor dan artis yang sebetulnya kaya namun mengkafiri ayat Allah. Bukankah beliau sudah kaya.  Apakah kekayaan telah menjaminnya untuk beriman ?

Di samping itu Rasulullah juga mengingatkan kita dengan sabdanya. Rasulullah Shallallahu ‘alayhi wa Sallam bersabda (yang artinya);
“Demi Allah, bukan kefakiran (kemiskinan) yang aku khawatirkan atas kamu tetapi yang kukhawatirkan atas kamu ialah apabila dunia ini dibentangkan (dilapangkan) untuk kamu sebagaimana dilapangkan untuk orang-orang sebelum kamu, lantas kamu berlomba-lomba memperebutkannya, lantas kamu binasa karenanya sebagaimana mereka binasa karenanya.” (HR. al-Bukhari dan Muslim).

Kemiskinan Mendekatkan pada Kufur dan Kafir dan Merupakan Gangguan Setan.
" Dan jikalau Allah melapangkan rezeki kepada hamba-hamba-Nya  mereka akan melampaui batas di muka bumi, tetapi Allah menurunkan apa yang dikehendaki-Nya dengan ukuran. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui (keadaan) hamba-hamba-Nya lagi Maha Melihat “.Dan juga “Sesungguhnya Allah mempunyai karunia terhadap manusia tetapi kebanyakan manusia tidak bersyukur". Qs 2.243.

"Ya Allah, Sesungguhnya aku berlindung kepadaMu dari kefakiran dan kekufuran serta adzab kubur." (HR. Abu Dawud, Al-Nasai, dan Ahmad. Dishahihkan Syaikh Al-Albani dalam dan Syu'aib al-Arnauth, beliau berkata: sanadnya kuat sesuai syarat Muslim)

"Kami telah menentukan antara mereka penghidupan mereka dalam kehidupan dunia, dan Kami telah meninggikan sebahagian mereka atas sebahagian yang lain beberapa derajat, agar sebahagian mereka dapat mempergunakan sebahagian yang lain.” (QS. Al-zukhruf: 32)

Kewajiban ayah memberikan makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara yang makruf. Tempatlah mereka (para istri) di mana kalian bertempat tinggal, sesuai dengan kemampuan kalian. (QS ath-Thalaq [65]: 6.

Ibnu Majah meriwayatkan hadis dari Abi Ahwash yang mengatakan, bahwa Rasulullah saw. pernah bersabda:
Ingatlah, bahwa hak mereka atas kalian adalah agar kalian berbuat baik kepada mereka dalam (memberikan) pakaian dan makanan. (HR Ibn Majah)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun