"Nanti saja, Bang, kita makan dulu. Biar saya saja yang membawanya ke pasar."
"Ya, sudah kalau begitu. Kita makan dulu," kata si suami.
Bungkusan berisi celana panjang itu ditaruh lagi di tempat awal. Mereka pun pergi ke dapur. Saat mereka ke dapur, si Ibu mertua yang merasa kejutannya kurang mengejutkan, masuk ke kamar dan mengambil bungkusan itu. Si Ibu mertua cepat-cepat ke tukang jahit untuk memendekkan celana panjang itu.
"Tolong dipotong dari bawah sekitar 3 cm," katanya pada tukang jahit. "Bisa selesai dalam beberapa menit?"
"Bisa, tapi bayarannya mahal."
"Tak jadi masalah."
Si tukang jahit bekerja ekstra. Akhirnya celana panjang itu dipendekkan. Si Ibu mertua buru-buru pulang, lalu meletakkan bungkus celana panjang di tempat semula. Ia sengaja tak memberi tahu siapa pun, karena ia pikir akan menjadi sebuah kejutan.
Sementara itu si menantu dan istrinya baru selesai makan. Selama makan, mereka membicarakan betapa tinggi perhatian si ibu mertua. Karena itu, si menantu merasa sangat bersyukur dan akan menghargai celana panjang pemberian itu.
Istrinya pun menganguk. "Kalau begitu, habis makan saya akan langsung ke pasar. Jangan bilang sama ibu ya, biar ibu lihat betapa kiat menghargai pemberiannya."
"Oke."
Maka, si istri pergi ke pasar untuk memendekkan celana panjang itu. Kepada tukang jahit langganannya, ia minta agar memotong sekitar 3 cm dari bawah. "Bisa cepat, Pak?" tanyanya.