Kita mungkin masih ingat saat bola yang ditendang Frank Lampard pada Piala Dunia 2010 tidak disyahkan sebagai gol bagi Inggris. Padahal terlihat jelas pada tayangan ulangnya, bola sudah melewati garis gawang. Inggris pun menangis karena disingkirkan oleh Jerman dengan skor 4-1 pada babak 16 besar.
Kontroversi gol Inggris vs Jerman di Piala Dunia 2010 (Sumber: http://www.chinadaily.com.cn/cndy/2010-06/29/content_10031959.htm)
Bak roda kehidupan, Inggris gantian menjadi pihak yang diuntungkan saat melawan Ukrania pada grup D Piala Eropa 2012. Kini yang menangisnya adalah Ukraina. Bola yang diduga sudah melewati garis gawang akhirnya bisa ditendang kembali ke lapangan oleh John Terry.
Boss FIFA Sepp Blatter pun makin yakin bahwa GLT harus segera diimplementasikan. FIFA dibawah Sepp Blatter bahkan sudah membuat spesifikasi GLT yang sudah masuk pada tahap ujicoba, termasuk pertandingan persahabatan antara Inggris dan Belgia. Empat prinsip dasar tentang GLT versi FIFA adalah sebagai berikut:
- Teknologi GLTÂ hanya berlaku hanya untuk garis gawang untuk menentukan apakah telah terjadi gol atau tidak;
- Sistem GLT harus akurat;
- Indikasi apakah gol sudah syah atau tidak harus secepatnya dikonfirmasi secepatnya dalam satu detik;
- Indikasi terjadinya gol hanya dikomunikasikan ke ofisial pertandingan melalui getaran dan sinyal visual pada jam tangan wasit.
---ooOoo---
Perseteruan Inggris vs Jerman ternyata tidak sebatas di dalam lapangan. Soal kontroversi gol – yakni apakah sudah melewati garis gawang atau tidak - kedua negara pun bersaing ketat mencari solusinya dengan teknologi yang disebut Goal Line Technology (GLT). Inggris sudah memiliki Hawk-eye yang sebelumnya sukses diterapkan lapangan tennis, sedang Jerman terus mengembangkan Cairo System.
Hawk-Eye Milik Inggris
Hawk-Eye adalah sebuah sistem komputer sangat rumit yang digunakan untuk melacak lintasan bola secara visual dan menampilkan catatan jalurnya berupa gambar bergerak yang secara statistik paling mendekati kenyataannya. Seperti dikutip dari World Intellectual property Organization (WIPO) di sini, Hawk-eye dikembangkan pertama kali oleh Dr, Paul Wawkins, seorang pakar kecerdasan buatan. Sistem didasarkan pada prinsip triangulasi menggunakan citra visual dan data waktu yang disediakan oleh kamera video berkecepatan tinggi yang ditempatkan pada 6 titik di seputar lapangan.