Mohon tunggu...
Budi Hermana
Budi Hermana Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Keluarga/Kampus/Ekonomi ... kadang sepakbola

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Artikel Utama

Inggris dan Jerman Berebut Teknologi Garis Gawang

20 Juni 2012   18:22 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:43 1496
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kita mungkin masih ingat saat bola yang ditendang Frank Lampard pada Piala Dunia 2010 tidak disyahkan sebagai gol bagi Inggris. Padahal terlihat jelas pada tayangan ulangnya, bola sudah melewati garis gawang. Inggris pun menangis karena disingkirkan oleh Jerman dengan skor 4-1 pada  babak 16 besar.

Kontroversi gol Inggris vs Jerman di Piala Dunia 2010 (Sumber: http://www.chinadaily.com.cn/cndy/2010-06/29/content_10031959.htm)

Bak roda kehidupan, Inggris gantian menjadi pihak yang diuntungkan saat melawan Ukrania pada grup D Piala Eropa  2012. Kini yang menangisnya adalah Ukraina. Bola yang diduga sudah melewati garis gawang akhirnya bisa ditendang kembali ke lapangan oleh John Terry.

1340215551558397243
1340215551558397243
Giliran Inggris terselamatkan saat melawan Ukrainadi Piala Eropa 2012 (Sumber foto: http://www.bbc.co.uk/sport/0/football/18520916)

Boss FIFA Sepp Blatter pun makin yakin bahwa GLT harus segera diimplementasikan. FIFA dibawah Sepp Blatter bahkan sudah membuat spesifikasi GLT yang sudah masuk pada tahap ujicoba, termasuk pertandingan persahabatan antara Inggris dan Belgia. Empat prinsip dasar tentang GLT versi FIFA adalah sebagai berikut:

  1. Teknologi GLT  hanya berlaku hanya untuk garis gawang untuk menentukan apakah telah terjadi gol atau tidak;
  2. Sistem GLT harus akurat;
  3. Indikasi apakah gol sudah syah atau tidak harus secepatnya dikonfirmasi secepatnya dalam satu detik;
  4. Indikasi terjadinya gol hanya dikomunikasikan ke ofisial pertandingan melalui getaran dan sinyal visual pada jam tangan wasit.

---ooOoo---

Perseteruan Inggris vs Jerman ternyata tidak sebatas di dalam lapangan. Soal kontroversi gol – yakni apakah sudah melewati garis gawang atau tidak - kedua negara pun bersaing ketat mencari solusinya dengan teknologi yang disebut Goal Line Technology (GLT). Inggris sudah memiliki Hawk-eye yang sebelumnya sukses diterapkan lapangan tennis, sedang Jerman terus mengembangkan Cairo System.

13402157421404111651
13402157421404111651
Inggris vs Jerman di Teknologi Garis Gawang (sumber:http://www.dailymail.co.uk/sport/football/article-2020653/Premier-League-set-date-bring-goal-line-technology.html)

Hawk-Eye Milik Inggris

Hawk-Eye adalah sebuah sistem komputer sangat rumit yang digunakan untuk melacak lintasan bola secara visual dan menampilkan catatan jalurnya berupa gambar bergerak  yang secara statistik paling mendekati kenyataannya. Seperti dikutip dari World Intellectual property Organization (WIPO) di sini, Hawk-eye dikembangkan pertama kali oleh Dr, Paul Wawkins, seorang pakar kecerdasan buatan. Sistem didasarkan pada prinsip triangulasi menggunakan citra visual dan data waktu yang disediakan oleh kamera video berkecepatan tinggi yang ditempatkan pada 6 titik di seputar lapangan.

1340215967582379568
1340215967582379568
Kamera Mata Elang di Lapangan Tenis (sumber: http://ieee.ncu.edu.tw)

Menurut klaim perusahaan pengembangnya di sini, fitur “Mata Elang” sampai saat dinilai (1) akurat, yakni lenih baik dari persyaratan FIFA sekitar 3 cm dari garis gawang; (2) cepat, yakni keputusannya disampaikan ke wasit dalam waktu satu detik; (3) reliabilitas tinggi, yakni walaupun penampakan bola hanya sebagian kecil saja tertangkap kamera, sistem tetap bisa mengetahui lokasinya secara akurat; (4) praktis, yakni  tidak banyak campur tangan orang, tidak memerlukan bola khusus, tidak perlu menggali lapangan untuk memasang sensor, serta tidak perlu instalasi peralatan di dalam area gawang; serta (5) terpercaya, yakni berprinsip pada: “seeing is believing“ dengan kemampuannya menayangkan ulang hasil rekaman kameranya.

Hmm, alasan nomor 4 dan 5 kelihatannya untuk “menyerang” sistem GLT yang dibuat pesaingnya dari Jerman yang memang menggunakan prinsip yang relatif berbeda, yakni menggunakan chip di dalam bola dan sistem sensor yang dipasang di area gawang.

Cairo System

GLT kedua yang sedang dipertimbangkan adalah buatan perusahaan Jerman Cairos Technologies AG yang bekerja sama dengan Adidas. Sistem Cairos melibatkan kabel tipis yang tertanam di rumput di wilayah penalti dan di belakang garis gawang. Arus listrik yang mengalir melalui kabel menghasilkan medan magnet. Sebuah sensor di dalam bola mengukur medan magnet begitu bola datang memasuki area gawang dan mengirimkan data tentang lokasi bola ke penerima yang terletak di belakang gawang untuk direlay ke pusat komputer. Komputer kemudian menentukan apakah bola telah melewati garis gawang. Jika terjadi gol, sinyal radio ditransmisikan ke jam tangan wasit dalam sepersekian detik. Gambar-gambar berikut menjelaskan 4 tahap penentuan gol dengan sistem Cairo.

1340216092852967253
1340216092852967253
Medan magnet di sekitar gawang (sumber:http://www.cairos.com/unternehmen/gltsystem.php)

1340216140269730750
1340216140269730750
Sensor di dalam bola menangkap sinyal magnet (sumber:http://www.cairos.com/unternehmen/gltsystem.php)

13402161691409517010
13402161691409517010
Data dikirim dari bola ke pusat komputer (sumber:http://www.cairos.com/unternehmen/gltsystem.php)

1340216203992229001
1340216203992229001
Wasit diberitahu tentang terjadinya gol (sumber:http://www.cairos.com/unternehmen/gltsystem.php)

---00O00---

Siapa yang menang di bidang teknologi garis gawang? Ah, rasanya itu kurang menarik dibanding siapa yang terus melaju di Piala Eropa, Inggris atau Jerman?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun