Jumlah kredit yang mengguyur ibukota sebanyak Rp 1113,6 Triliun atau 49,14% dari total kredit secara nasional. Kredit tersebut terdiri dari Rp 874,4 Triliun untuk lapangan usaha dan Rp 239,2 Triliun untuk bukan lapangan usaha. Bahkan, kredit untuk rumah tangga di Jakarta saja mencapai Rp 164,9 Triliun (di luar bukan lapangan usaha lainnya), atau masih lebih besar dari total kredit ke sektor pertanian secara nasional. Berikut rincian peruntukan kredit bagi rumah tangga di Jakarta:
- Kredit Pemilikan Rumah Tinggal Rp 58,4 Triliun
- Kredit Pemilikan Flat atau Apartemen Rp 4,0 Triliun
- Kredit Pemilikan Ruko atau Rukan Rp 6,5 Triliun
- Kredit Pemilikan Kendaraan Bermotor Rp 66,1 Triliun
- Kredit Pemilikan Peralatan Rumah Tangga Lainnya Rp 29,9 Triliun
Masuk di akal jika rumah, flat, apartemen, ruko, rukan, kendaraan bermotor, dan peralatan rumah tangga bejibun di ibukota. Jakarta memang luar biasa. Namun, masihkah kita patut berharap sektor pertanian maju? ----
Catatan:
Jika teman-teman tertarik dengan mulai menurunnya tingkat suku bunga simpanan dan kredit di bank umum, masih tingginya bunga kredit BPR, Jawa Tengah sebagai basis BPR, atau aset bank syariah yang terus tumbuh, silakan cermati Statistik Perbankan Indonesia edisi Maret 2012 yang baru dirilis di website BI di sini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H