Ada beberapa versi mengenai asal-usul kota Palembang. Pertama, Palembang berasal dari kata bahasa lokal yaitu “Pelimbang”, yang artinya “mendulang emas”. Ada juga sumber lain yang menyatakan bahwa kata Palembang berasal dari kata ‘Palimpong“, istilah dalam bahasa Cina Chufansi yang ditulis oleh Wanglayuan dengan judul Toaichilio (1349/1350 Masehi) Versi terakhir berkaitan dengan air, yaitu berasal dari kata "Lembang“, yang dalam bahasa Melayu Palembang berarti tanah berair.
Terlepas versi mana benar, pemerintah lebih menyukai versi “kota air“, seperti tertulis pada sejarah kota Palembang di website Kota Palembang, atau situs Kementerian Dalam Negeri. Bahkan, Wolterbeek dan Muntinghe yang membuat peta kota Palembang pada tahun 1819 menjuluki kota Palembang dengan “Venice from The East”. Julukan tersebut topologi kota Palembang yang kaya dengan anak sungai yang bermuara ke sungai Musi. Pembukaan dan penutupan acara SEA GAMES XXVI penuh dengan suasana air sungai sebagai latar pertunjukan, termasuk kapal dan nelayannya. Jembatan Ampera pun masih kokoh di atas Sungai Musi, ikon kota Palembang termasyur hingga kini.
[caption id="attachment_163303" align="alignnone" width="636" caption="Jembatan Ampera, sejarah lengkapnya pun masih dikuasai Belanda"][/caption] Simbol Dulu dan Kini Beda Nasib
Hari Jumat (24/02/2012) Saya berempat kembali berkunjung ke Palembang. Pergi pagi, pulang petang. Ya, cuma seharian saja Tidak banyak perubahan atau kesan baru saat jalan-jalan sembari menunggu saat pulang kembali ke Jakarta. Saat mendarat di bandara malah teringat dengan pembajakan Woyla yang pesawat DC-nya sempat transit di sana. Kini landasan pacunya bisa didarati pesawat Airbus A330 dan Boeing 747. Jenis pesawat Boeing itulah yang membawa kami menembus awan pekat di atas bandara international Sultan Mahmud Badaruddin II, lalu mendarat pukul 07.30. Terlambat setengah jam dari jadwal yang tertera di e-tiket.
[caption id="attachment_163304" align="alignnone" width="643" caption="Simbol modernisasi, lorong artistik di terminal kedatangan penumpang di bandara Sultan Mahmud Badaruddin II"]
Bukit Siguntang adalah tempat bersejarah di kota Palembang yang merupakan salah satu jejak sejarah Kerajaan Sriwijaya. Daerah ini terletak 4 KM dari kota Palembang dengan ketinggian 27 meter dari permukaan laut, tepat di kelurahan Bukit Lama. Saat singgah di sana selepas makan siang, kompleks kecil tersebut terlihat sepi. Kalau toh ada pengunjung, lebih banyak sepasang anak-anak muda yang sedang bercengkrama. Jejak kejayaan kerajaan Sriwijaya itupun seolah terlupakan generasi muda
[caption id="attachment_163305" align="alignnone" width="638" caption="Simbol masa lalu, situs Bukit Siguntang yang makin terlupakan"]
Kompleks olahraga Jakabaring menjadi tempat utama Sea Games ke-26 pada tanggal 11-22 November 2011, dengan segala kotroversinya, termasuk kasus asrama atlet yang menyeret sejumlah politisi. Ikon baru itu pun seolah menjadi “lahan basah”, selaras dengan makna “lembang“ dalam konotasi negatif.
[caption id="attachment_163306" align="alignnone" width="640" caption="Kompleks olahraga Jakabaring, simbol Palembang masa kini"]
Pelembang adalah kota tertua di Indonesia. Menurut Situs Kota Palembang di sini, Kota Palembang merupakan kota tertua di Indonesia jika mengacu ke prasasti Sriwijaya yang dikenal sebagai Prasasti Kedudukan Bukit berangka tahun 16 Juni 682. Umur tua Palembang memang tidak bisa dipisahkan dengan kejayaan Kerajaan Sriwijaya yang, konon, situs peningggalannya masih terkubur di bawah kota Palembang.
Palembang sudah mengalami kejayaan dan kemasyuran sejak kerajaan Sriwijaya. Namun, apakah kejayaan Sriwijaya masih berlanjut?