Mohon tunggu...
Budi Hermana
Budi Hermana Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Keluarga/Kampus/Ekonomi ... kadang sepakbola

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Menristek: Jangan Jadi Negara Pecundang

17 Januari 2012   07:40 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:47 330
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menristek Gusti Muhammad Hatta membuka workshop dan Focus Group Discussion (FGD) Mengembangkan Kisah Sukses Penguatan Sistem Inovasi pada Selasa (17/01/2012). Acara yang diselenggarakan di Hotel Patra Semarang itu merupakan hajatan dari Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, BPPT, dan Kementerian Negara Riset dan Teknologi di ballroom yang dihandiri  200 orang undangan. Panitia mencatat sejumlah perwakilan dari 20 pemerintah kabupaten dan kota, 5 pemerintah provinsi, 10 Kementrian/Lembaga Pemerintah, 8 Perguruan Tinggi, dan 4 pengusaha hadir pada acara yang diawali dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya.

[caption id="attachment_156172" align="alignnone" width="642" caption="Gaya Pak Menteri saat menyampaikan keynote speech"][/caption]

Pada paparannya sebagai pembicara utama Menristek mengatakan bahwa inovasi menjadi kata kunci dalam menghadapi perkembangan Global. Menristek pun berharap agar Indonesia tidak menjadi negara pecundang yang hanya sebagai pengguna atau konsumen teknologi atau produk dari negara lain. Indonesia pun dikenal sebagai technology adopter yaitu negara yang mngandalkan dan manggantungkan teknologi dari negara maju.

Dalam presentasinya Menristek menyatakan bahwa Indonesia mempunyai modal yang sangat cukup untuk menjadi negara besar. Setidaknya Indonesia masuk jajaran negara yang masuk papan atas sebagai penghasil kelapa sawit, beras, kakao, kopi, karet, batubara, nikel, dan timah. Indonesia pun didukung dengan keragaman budaya dan keindahan berbagai lokasi wisata. Sayangnya semua itu bertumpu pada sumberdaya alam, atau belum mengandalkan sentuhan teknologi dalam meningkatkan nilai tambah atau daya saing dari berbagai produk tersebut. Menurut Menteri, inovasi inilah yang dapat membawa Indonesia bukan hanya sebagai pengguna produk negara maju.

Paparan Menristek secara umum mencakup mindset ”mindset business as usual” yang dikaitkan dengan pilar MP3EI; pengertian dan kerangka dasar sistem inovasi; penjelasan berbagai Indikator Iptek yang masih menempatkan Indonesia relatif tertinggal dibandingkan dengara maju, serta hubungan ABG (Academic, Business, dan Government). Kolaborasi, sinergi, konsistensi, dan keberlanjutan memang menjadi aspek penting dalam penguatan sistem inovasi yang memerlukan dukungan dari berbagai pihak, khsusnya akademisi, pengusaha, dan pemerintah.

[caption id="attachment_156176" align="alignnone" width="642" caption="Pak Menteri didampingi Kepala BPPT Marzan A. Iskandar menyaksikan penandatangan MOU"]

13267852961406837859
13267852961406837859
[/caption]

Beberapa contoh inovasi anak bangsa pun dipaparkan oleh Pak Gusti yang mengaku sebelumnya sudah berdiskusi dengan anak bangsa yang memiliki prestasi dunia. Kali ini Pak menteri hanya menyebutkan enam contoh karya inovatif, yaitu perangkat lunak perisalah yang dapat mengubah perbincangan menjadi teks secara otomatis, berbagai padi varietas unggul dari BPPT, Dearub sebagai penghilang bau dalam pengolahan karet, serta alat penghancur jarum suntik dari LIPI. Tidak ketinggalan Pak Menteri pun menyinggung fenomena produk Kiat Esemka sebagai contoh inovasi dari para siswa sebagai anak bangsa yang sangat diharapkan masyarakat.

[caption id="attachment_156193" align="alignnone" width="643" caption="Kementerian Ristek pun memikul tugas dan tanggung jawab berat"]

1326786699772091407
1326786699772091407
[/caption]

Topik menarik disampaikan mengenai penguatan Sistem Inovasi Daerah (SID), sebagai pelengkap dari Sistem Informasi Pusat. Penguatan SID juga didukung oleh deklarasi bersama penguatan SID oleh sepuluh kepala daerah yang difasilitasi oleh BPPT pada tanggal 27 Juni 2011. Forum Koordinasi Penguatan Sistem Informasi daerah pun bergulir ke seluruh penjuru nusantara. Tidak heran acara workshop dan FGD hari ini dihadiri oleh banyak kepala daerah di Indonesia. Kemnegristek pun akan menjalin kerjasama dengan Kementrian Dalam Negeri agar SID menjalar ke seluruh wilayah di Indonesia.

[caption id="attachment_156178" align="alignnone" width="643" caption="Dialog interaktive bersama Pak Menteri didampingi Kepala BPPT dan Kepala Balitbang Pemprov Jateng"]

13267855851201632822
13267855851201632822
[/caption]

Dalam paparan Kepala BPPT sebelumnya, SID merupakan satu dari lima inisiatif strategis yang sudah disusun BPPT.  Penguatan SID merupakan wahana untuk memperkuat pilar-pilar bagi penumbuhkembangan kreativitas-keinovasian di tingkat daerah di mana penguatan SID merupakan bagian integral dari penguatan sistem inovasi nasional. Empat inisitaif strategis lainnya adalah pengembangan klaster industry, pengembangan jaringan inovasi, pengembangan teknoptrener, dan penguatan pilar-pilar tematik sistem inovasi nasional.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun