Mohon tunggu...
Budi Hermana
Budi Hermana Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Keluarga/Kampus/Ekonomi ... kadang sepakbola

Selanjutnya

Tutup

Catatan Artikel Utama

Visi Perguruan Tinggi, Merajut Mimpi Indah, Diganggu Mimpi Buruk

27 Oktober 2011   11:45 Diperbarui: 26 Juni 2015   00:26 397
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_138293" align="alignnone" width="643" caption="Warga kampus yang masih minoritas ketika angka partisipasi PT masih rendah"][/caption]

Angka partisipasi PT pun masih rendah ketika pengangguran lulusan PT tetap mengkhawatirkan. Peran PT mencetak lulusan diploma, sarjana, dan pascasarjana memang penting jika melihat angka partisipasi yang masih rendah. Menurut BPS per Agustus 2010, jumlah penduduk yang masuk ke perguruan tinggi hanya 11,01 persen. Namun, ketika mencetak lulusan, tantangan PT berikutnya adalah bagaimana lulusan tersebut terserap dunia kerja atau dunia industri. Di sinilah mimpi buruk pun masih membayangi. Menurut data BPS, pengangguran di indonesia tercatat sebesar 7,14 persen dari total angkatan kerja, atau sebanyak 8,3 juta orang. Dari jumlah penganggur tersebut, 443222 orang lulusan Diploma dan 710128 orang lulusan Sarjana.

[caption id="attachment_138296" align="alignnone" width="643" caption="Siap terjun ke masyarakat, semoga mengurangi persentase lulusan PT yang menganggur"][/caption]

Fakta dan data tersebut menjadi mimpi buruk yang perlu dienyahkan terlebih dahulu, daripada merenda mimpi yang baru. Ketika visi dan misi dibuat oleh PT, bermimpilah untuk menghilangkan semua masalah-masalah tersebut.  Bermimpi boleh-boleh saja, namun jangan sampai bangun kesiangan ketika masyarakat dan lingkungan di sekitar PT  masih harus jatuh-bangun dan kebingungan dalam hidup dan kehidupan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun