Mohon tunggu...
Budi Hermana
Budi Hermana Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Keluarga/Kampus/Ekonomi ... kadang sepakbola

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kalong di Situ Lengkong

22 Agustus 2011   16:10 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:33 2431
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Batman mungkin sudah sering anda lihat di layar kaca, namun apakah gerombolan kelelawar besar atau kalong sering Anda lihat kini?

[caption id="attachment_126290" align="alignnone" width="645" caption="Bangun terusik suara berisik (Dokumentasi Pribadi)"][/caption]

Perubahan lahan produktif seperti sawah dan hutan menjadi real estate pasti berdampak pada keseimbangan ekosistem, termasuk kebaradaan berbagai flora dan fauna yang sebelumnya betah di alam yang asri. Apa boleh buat, modernisasi telah membuat lingkungan kita seperti artifisial. Beton dan tembok pun makin menjulang di perkotaan. Suara kicau burung pun diganti dengan suara deru kendaraan bermotor yang menyemburkan polusi.  Berbagai fauna lainnya pun makin lama makin tersingkir dari perkotaan. Lalu kemanakah  perginya kalong?

[caption id="attachment_126292" align="alignnone" width="640" caption="Tidur pulas di tengah hari yang panas (Dokumentasi pribadi)"][/caption]

Salah satu pemandangan menarik ketika kami berkunjung ke Situ Lengkong adalah Sang Kalong yang bergelantungan di pohon-pohon yang masih terlihat rindang. Mereka seolah tertidur pulas di siang hari yang panas, bergelayutan bersama di dahan pohon yang terlihat kokoh menopang gerombolan kelelawar besar tersebut. Mereka terlelap ketika kami belum tidur sehabis sahur.

[caption id="attachment_126293" align="alignleft" width="273" caption="Gaya terbang penguasa malam (Dokumentasi pribadi)"][/caption]

Menurut penuturan Wikipedia, Kalong adalah anggota bangsa kelelawar (Chiroptera) yang tergolong dalam marga Pteropus familia Pteropodidae, satu-satunya familia anggota subordo Megachiroptera. Kata "kalong" seringkali digunakan alih-alih kelelawar dalam percakapan sehari-hari, walaupun secara ilmiah hal ini tidak sepenuhnya tepat, karena tidak semua kelelawar adalah kalong. Kalong terutama merujuk pada kelelawar pemakan buah yang berukuran besar. Kalong inilah yang terlihat betah menghuni Situ Lengkong yang berlokasi di Kecamatan Panjalu Kabupaten Ciamis. Kehadiran Kalong tersebut menandakan hutan yang berada di pulau kecil di tengah Situ Lengkong tersebut masih menjadi habitat yang asri dan menarik dihuni oleh para Kalong. Mereka seolah tidak peduli dengan kehadiran para pelancong yang datang sekedar berwisata melihat keindahan Situ Lengkong, atau berziarah ke makam di tengah pulau yang dianggap sebagai jejak kejayaan Kerajaan Panjalu di waktu dulu.

*****

Menurut hikayat, Situ Lengkong berasal dari Air Zamzam yang dibawa oleh Pangeran Borosngora sebagai oleh-oleh dari tanah suci Mekkah. Pangeran Borosngora adalah salah satu keturunan dari Raja Panjalu. Sejarah, legenda, atau mitos pun berbaur di balik cerita turun-temurun tentang Situ Lengkong. Menurut informasi yang dikutip dari website Disparbud Jawa Barat, Situ Lengkong Panjalu adalah sebuah danau seluas 57,95 hektar dengan pulau di tengahnya seluas 9,25 hektar, bernama Nusa Gede. Di Pulau Nusa Gede terdapat hutan lindung beserta peninggalan purbakala. Konon, Nusa Gede awalnya adalah pusat pemerintahan Kerajaan Panjalu, selain juga berfungsi sebagai benteng pertahanan. Di sini juga terdapat makam penyebar agama Islam yang bernama Mbah Panjalu. Didalam hutan terdapat 307 pohon yang terdiri dari 30 jenis.

[caption id="attachment_126294" align="alignnone" width="642" caption="Pemandangan di Situ Lengkong (Dokumentasi pribadi)"][/caption]

Situ Lengkong berlokasi di Desa Panjalu, Kecamatan Panjalu, Kabupaten Ciamis, jawa Barat. Saya dan teman-teman mengunjunginya setelah selesai meliput beberapa situs budaya dan obyek wisata di Garut dan Tasikmalaya. Dari arah barat, jarak Situ Lengkong dari Bandung sekitar 100 km, melalui Ciawi dan Panumbangan. Sedangkan dari timur, yaitu Ciamis, berjarak sekitar 30 km melalui Buniseuri, Kawali dan terus ke arah utara sampai ke Desa Panjalu.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun