Mohon tunggu...
Budi Hastono
Budi Hastono Mohon Tunggu... -

budi hastono mahasiswa universitas muhammadiyah surakarta

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Baca, Terprovakasilah

25 Maret 2016   02:12 Diperbarui: 25 Maret 2016   02:43 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Malam ini, agak syahdu dengan mengingat sedikit senyumannya pagi tadi, mungkin dalam banak ku, aku disambut senyum dibawah kacamatanya yang emm, mengintipkan matanya yang teduh. Teduh ya, begitu teduh. Malam ini ( 25/3/16 ) aku balas sms nya yang mengabarkan akan kembali kepelukan tanah lahir di barat sana, entah kenapa ada hal yang tak bisa terpikir untuk dilakukan, segera cari alamat, esok perjalananmu sama ke barat sana. Barat, mungkin semacam resonansi dengan kisah Sun Go Kong dan gurunya untuk mengambil kitab suci kehidupan, kalau dalam bahasanya Film Davinci Code the Demons The Book of Live. ndak nyambung. Sekian lama tak melakukan agenda tulis menulis, malam ini aku membuka blog ku dengan Addres Budijihad.blogspot.com, entah mengapa blog nya sudah raib, tanpa bekas dan tertulis " Blog Telah Terhapus " ada semacam kehendak pribadi untuk menyelamatkan beberapa tulisan disana, disaat flash dan laptop kala itu raib diambil tangan yang baik-

Baca-Ter Provokasilah- sepertinya tak ada hubungannya dengan pengantar diatas, ya hanya sedikit ulasan mengenai " Pikiran " bayangkan, saya membayangkan gambaran senyum seorang wanita dengan tafsir subjektif yang saya bangun dari pengalaman yang saya miliki, sebuah pemaksaan tafsir tanpa daftar pustaka yang digunakan untuk memunculkan semacam kesimpulan awal. itu tak begitu penting, pada bagian kedua saya mulai melakukan Korelasi hubungan antara barat, yaitu arah pulang rumahnya dengan salah satu film kenamaan era kecil ku, bahkan muncul konsep Book of Live nya film serial Davinci.

Baca dan Ter Provokasilah, sebenarnya keinginanku melakukan ulasan buku yang saya dapat dari saudagar Tas yang mengawali karir didunia Per Asuransian. buku yang mengulas bagaimana pemikiran pengarangnya yang tertuan lurus diantara kertas putih menjadi barisan kata yang kadang membuat saya mengerinyitkan dahi, tertawa bahkan melakukan protes.

Bagaimana bisa, buku yang hanya mengulas pengalaman-pengalaman nya dalam bekerja, dan sedikit pengalaman hidup diluar pekerjaannya mampu membuat saya terprovokasi untuk merubah pola pikir ku yang njlimet menjadi sangat aplikatif.

Buku setebal 246 halaman itu saya selesaikan dalam 2 kali perjalanan, ya perjalanan ke barat Purbalingga dan Jogja, dan keduannya saya lakukan diatas kereta. Apresiasi buat menteri Trasnportasi yang sudah membuat Kereta api begitu nyaman untuk membuka buku dan melahapnya selama perjalanan.

" PIKIRAN SEPERTI RUMAH IA DITATA SENDIRI OLEH PEMILIKNYA JIKA KEHIDUPAN SESEORANG DINGIN DAN HAMPA, IA TIDAK BISA MENYALAKAN SIAPAPUN KECUALI DIRINYA SENDIRI " (Louis L'Amour ), saya tidak kenal siapa L'Amour sampai saya ketik namanya di searc engine menemukan kutipan kata nya ---Mendiang Louis L'Amour adalah salah satu penulis buku terlaris sepanjang masa. Hampir 230 juta kopi bukunya dicetak di seluruh dunia, Setiap judul bukunya, masih dicetak ulang hingga sekarang. Ketika ditanya rahasia gaya menulisnya, ia menjawab: Mulailah menulis dari apapun, karena air takan keluar sebelum Kran nya DIbuka "

waw...agak berfikir kalimat L'Amour mampu membuat seorang Prasetya M Brata seorang Motivator dan Ahni NeuroLinguistik yang mungkin ilmu nya ia gunakan dalam pelatihan-pelatihannya. kalimat Mas Pras begitu mampu membuat saya berfikir ulang untuk meng-Iyakan setiap tulisan yang dia bangun dari pengalaman hidup dan ketajaman membaca. beberapa kisah ia tuliskan yang saya yakin berasal dari sumber bacaan, namun tak ia sebutkan, mungkin itu adalah spontanitas pengetahuan yang ia tulisakan untuk menguatkan kalimat-kalimat yang akan ia bangun.

kesopanan, berfikir simple, Get Solved, dan banyak hal yang saya baca dari buku itu. Pemberian yang memprovokasi. 

Begitu saja, Kran nya masih belum dibuka maksimal ada banyak lumut karena lama ndak dipakai. hahahha. baca dan terprovokasilah untuk mencapai titik sukses. 

 

#MulaiNulis

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun