Mohon tunggu...
Budi Hartono
Budi Hartono Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Saya ? Mungkin iya.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Ketika Lapar

28 Oktober 2013   15:57 Diperbarui: 24 Juni 2015   05:55 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku tertegun. Bengong. Kubiarkan hidung ini menerima tarian-tarian bumbu sedap dari warung itu.

Sesekali ku telan liur ku. Ku usap perut ini yang sudah mulai bergejolak.

Berkali-kali aku melihat isi kantong ini.

Gak ada yang berubah, hanya tiga keping 500an rupiah.

Ku urungkan niat aku untuk sekedar mencicip masakan di warung itu.

Dan aku mulai memainkan khayal.

Diantara bau semerbak harum bumbu sedap.

Ah.... Sekarang cara terbaik ku untuk menahan lapar adalah. Tidur !

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun