Hari ini aku menepuk kepalaku sebagai bentuk penyesalan, rasanya baru tersadar jika selama ini aku sering membiarkan rasa gelisah tumbuh dalam diriku, tak jarang dia merampas waktuku untuk larut dalam kesedihan, padahal waktu itu aku bisa keluar setiap saat. Sudahlah semua sudah jadi masa lalu, biarlah dia jadi sejarah. Hari ini Insya Allah aku dan pemuda Indonsia bisa tau bahwa yang tumbuh dalam hidup adalah yang kita izinkan, yang kita beri ruang untuk bergerak, maka izinkanlah sesuatu yang baik bernaung dalam setiap gerak langkah kita, fokus, dan ikhlaskan hasilnya pada Al-Baari' (yang mengadakan dari tiada menjadi ada, Allah SWT).
Sudah selayaknya kita bermimpi untuk memperbaiki peradaban dunia yang sedang sakit ini. Ketimpangan kesejahteraan semakin kental terasa, jika kita tidak bergerak maka berita dari Young People in a Globalizing World Report yang menerangkan bahwa kekayaan 200 orang terkaya di dunia lebih dari 2 miliar orang termiskin di dunia itu akan tetap ada. Jika para pemuda tidak berfikir, maka jurang itu akan semakin terjal, ketimpangan akan semakin meraja lela, dan seakan sudah jadi rahasia sejarah dunia apabila ketimpangan antara yang kaya dan miskin tidak bisa teratasi maka oposisi dengan pemberontak sayap kiri akan keluar dengan suara keadilan. Sudah terlalu banyak contoh untuk itu, tidak usah jauh-jauh, negeri kita tercinta berkali-kali dihadapkan pada masalah separatisme. Aceh ingin merdeka, Papua ingin merdeka, Maluku ingin merdeka. Masih untung hanya Timor Leste yang jadi merdeka. Bayangan separatisme itu akan selalu ada, pemberontakan seperti anaknya ketidakadilan, dan ingat sesuatu yang tumbuh itu adalah yang kita izinkan untuk tumbuh. Tak heran jika pemerintah dan generasi muda tidak perhatian dengan isu itu, maka pasukan sayap kiri akan tumbuh dan darah sering menjadi jawaban untuk menjembatani perdamaian. Maka bangkitlah pemuda Indonesia.
Wahai pemuda berdirilah, kita tundukkan kepala sejenak, mengheningkan cipta seraya mengingat perjuangan pahlawan kemerdekaan. Bayangkan kepedihan ibu-ibu yang menjanda karena suaminya gugur demi bangsa, anak-anak yang membutuhkan kasih sayang orang tua kini harus menjadi yatim karena orang tuanya syahid demi berkibarnya merah putih. Mengingat betapa sulitnya perjuangan kemerdekaan, maka izinkanlah semangat cinta tanah air itu tumbuh, interprestasikan dalam bentuk impian. Tuliskan yang menjadi impian-impian kita, dari yang termudah hingga yang tersulit untuk kita capai. Aku dan engkau percaya bahwa Imposible is nothing dalam hidup ini. Biar terasa cukup, libatkan unsur agama, keluarga, dan sosial dalam setiap impian, karena sebaik-baik manusia adalah manusia yang bermanfaat bagi orang lain. Jika tingkah laku dan do'a kita mengijinkan impian tersebut menjadi mungkin Insya Allah semua akan menjadi kenyataan, karena Allah hanya memungkinkan sesuatu yang baik bagi umat-Nya. Jika sudah menulis, lalu letakkan impian itu dan bersiaplah-siaplah dengan setiap keajaiban yang ada, serta jangan heran kawan jika suatu hari nanti kita akan menangis memandangi kertas impian yang mulai buram karena sebagian atau semua impian yang dulunya hanya sekedar coretan harapan kini menjadi kenyataan.
Tulisan ini kepersembahkan untuk kebangkitan kaum muda Indonesia. Ditulis di bawah kibaran sang merah putih Lapangan Tikala, Manado. Indonesia aku cinta padamu, aku rela memeras keringat dan membanting tulang untukmu, suatu hari nanti Insya Allah aku akan mengibarkan dirimu di luar negeri, di tempat-tempat bersejarah dunia.. Awal jejakku Insya Allah akan kumulai pertengahan tahun 2011, aku akan melanjutkan kuliah, dan Insya Allah fokus mencari beasiswa, tujuanku hanya satu agar aku bisa melihatmu berkibar di penjuru dunia, dan akhirnya dunia semakin mengakui keberadaanmu. Semua itu rasanya belum cukup untuk membalas semua budi baikmu karena engkau aku merdeka.
Upacara Bendera di Lapangan Tikala, Manado
17 Agustus 2010 (Dirgahayu Indonesia ke-65)
Time 10.45 WITA
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H