Â
Dari pernyataan diatas, dapat disimpulkan bahwa ganjalan terbesar dalam terwujudnya Swap Mitratel adalah Komisaris Telkom itu sendiri. Padahal terlaksana atau tidaknya Swap Mitratel tergantung pada Dewan Komisaris. Pada akhirnya banyak pihak yang bertanya-tanya, mengapa Dewan Komisaris Telkom begitu ngotot untuk membatalkan Swap Mitratel? Ada kepentingan apa dibalik penolakan tersebut?
Â
Tentu mudah saja bagi kita untuk menyimpulkan bahwa Komisaris Telkom memang sengaja bersekongkol untuk menggagalkan share swap untuk kemudian mendorong Mitratel untuk dijual secara IPO. Lalu ada kepentingan apa dibalik upaya untuk mewujudkan transaksi secara IPO dibanding  share swap? Tentunya perlu ditelusuri lebih jauh lagi apa kepentingan Komisaris terkait dengan aksi korporasi tersebut. Bukan tidak mungkin jika ada pihak tertentu yang diuntungkan dengan sikap Komisaris Telkom ini.
Â
Penjualan secara IPO juga bukannya tanpa cela, jika Komisaris menyatakan IPO lebih menguntungkan dibanding share swap, perlu dilihat juga hasil audit BPK. Hasil audit Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Pemeriksaan Dengan Tujuan Tertentu (PDTT) Nomor. 10/S/IX-XX.2/01/2015 menyatakan bahwa aksi korporasi IPO menyebabkan potensi kerugian Negara. Sedangkan untuk share swap, BPK menyatakan tidak menemukan adanya kerugian Negara serta pelanggaran ketentuan dalam pelaksanaan transaksi tersebut, karena bukan penjualan aset.
Â
Sementara itu, berdasarkan Hasil Review Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Nomor : LR-5/D502/2/2015 yang menyatakan bahwa proses Share Swap telah mengalami proses kajian aturan hukum, kajian bisnis dan potensi keuntungan keuangan Telkom. Sedangkan IPO tidak memberikan nilai lebih untuk keuangan Telkom, yang ada justru Telkom akan merugi.
Â
Dengan sisa waktu yang semakin sedikit ini tentunya drama ini semakin menarik, segala kemungkinan masih bisa terjadi apakah nantinya Komisaris Telkom tetap bersikukuh dengan sikapnya atau justru di menit-menit terakhir justru berbalik mendukung aksi Swap Mitratel.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H