Universitas Teknokrat Indonesia kembali membuat gebrakan baru dalam dunia pendidikan. UTI yang sebelumnya viral karena ciptakan Dosen A.I., membuat kolaborasi antara kecerdasan buatan dengan Metaverse. Inovasi ini dirancang untuk memanfaatkan teknologi terbaru dalam dunia pendidikan dan memberikan pengalaman belajar mengajar yang menarik bagi mahasiswa.
Apa itu Metaverse
Metaverse merupakan sebuah konsep yang sedang populer di kalangan teknologi. Konsep ini menggambarkan sebuah dunia maya yang kompleks dan terintegrasi yang dapat diakses oleh banyak orang. Di dalam Metaverse, terdapat banyak aktivitas dan interaksi sosial yang dapat dilakukan, seperti bermain game, berbelanja, bertemu teman, dan lain sebagainya. Hal ini tidak bisa dipungkiri bahwa di dalam Metaverse juga dapat melakukan kegiatan diskusi.
Saat ini UTI telah membuat Teknokrat Mall dan Teknokrat Campus yang tergabung dalam Teknokrat Universe. Bukan hanya kegiatan belajar mengajar, bimbingan dan diskusi. Konsep ini melatih mahasiswa untuk menjadi entrepreneur di dunia maya karena mereka dapat menjual item virtual dengan Etherium. Mahasiswa dapat membuat toko mereka secara virtual dan membuat aset digital seperti NFT (non-fungible token).
Penerapan Metaverse dan AI untuk Pendidikan
Penerapan Metaverse dan A.I untuk pendidikan sudah dimulai pada semester Genap ini. Penelitian dan Pengembangan ini dilakukan oleh beberapa dosen yaitu Yuri Rahmanto, M.Kom. (Ketua Penelitian dan Pengembangan Metaverse), Dr. Si. Dedi Darwis, M.Kom (pakar Kecerdasan Buatan dan Data Science), Ade Surahman, M.Kom. (pakar Game Design), Donaya Pasha, M.Kom. (Pakar Pengembangan Avatar), Auliya Rahman Isnain (pakar AR dan VR), Achmad Yudi Wahyudin, M.Pd (pakar teknologi pendidikan), dan Dr. Ryan Randy Suryono (Pakar Fintech dan Blockchain).
Pembelajaran dan pendidikan dalam dunia virtual Metaverse memiliki banyak manfaat yang dapat diperoleh. Salah satu manfaatnya adalah fleksibilitas waktu dan tempat yang lebih besar, sehingga memungkinkan orang untuk belajar tanpa harus terikat dengan jadwal yang kaku atau harus hadir secara fisik di tempat belajar. Selain itu, Metaverse juga menyediakan lingkungan pembelajaran yang interaktif dan menarik, yang dapat meningkatkan minat dan motivasi belajar.Â
Melalui penggunaan teknologi seperti augmented reality (AR) dan virtual reality (VR), materi pembelajaran dapat disajikan secara lebih visual dan lebih mudah dipahami oleh siswa. Metaverse juga memberikan kesempatan untuk kolaborasi antara siswa dan pengajar dari berbagai belahan dunia, sehingga memungkinkan pertukaran informasi dan pengetahuan secara global. Hal ini dapat meningkatkan pemahaman siswa tentang budaya, bahasa, dan kebiasaan lainnya yang berbeda dengan mereka.
Rektor Universitas Teknokrat Indonesia, Dr. H.M. Nasrullah Yusuf, S.E., MBA sangat mengapresiasi kreativitas dan inovasi ini. Beliau menyampaikan bahwa "WE HAVE TO ADAPT WITH THE RAPID SPEED OF CHANGE, OTHERWISE WE LOST". Sehingga kita perlu memanfaatkan teknologi dan harus mampu beradaptasi agar tidak tertinggal. Disisi lain, Wakil Rektor Dr. H. Mahathir Muhammad, SE., MM. juga memberikan respon positif atas peluncuran Metaverse dan dosen AI. Beliau memberikan arahan untuk terus mengembangkan teknologi A.I. dan membuat terobosan baru untuk pendidikan contohnya dengan Metaverse.
Secara keseluruhan, penggunaan Metaverse dan AI dalam pembelajaran dan pendidikan dapat memberikan manfaat yang besar bagi siswa dan pengajar. Dengan adanya teknologi ini, pembelajaran menjadi lebih menarik, efektif, dan dapat diakses oleh semua orang tanpa batasan waktu dan ruang.