Mohon tunggu...
Budiarto Shambazy
Budiarto Shambazy Mohon Tunggu... -

Minat saya menulis beragam. Mulai dari menulis sepakbola, musik, serta politik. Saya menulis Politika, kolom tetap di Harian Kompas. Di Kompasiana saya ingin share ilmu politik melalui halaman "Politiking", yakni ajang bagi kita untuk membahas politik, bidang pengabdian masyarakat yang sesungguhnya bertujuan mulia. Ia ibarat sekolah menengah berstatus "filial petang" semata-mata sebagai pelengkap Politika yang terbit di harian Kompas tiap edisi Selasa dan Sabtu. Mari kita saling berpolitiking!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Obama dan Kita

15 Oktober 2008   07:17 Diperbarui: 26 Juni 2015   20:25 335
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Riyan, salam kenal djoega. Moedah-moedahan pemberitaan harian Kompas tentang pilpres di Amerika Sjarikat lebih lengkap lagi mendekati "Hari H" tanggal 4 November. Trims atas komentarnja. 

Boekan tjoema Indonesia, pemerintah negara-negara lain telah memasang antjang-antjang bersiap-siap menghadapi kemoengkinan terpilihnja Obama (djoega kemoengkinan kalahnja Obama). Ini praktik jang biasa dalam pergaoelan internasional, apalagi Amerika Sjarikat sebentar lagi memasuki babak baroe setelah berachirnja era George Bush selama delapan tahoen. Djadi ini boekan persoalan provokasi ataoe tidak, melainkan realita jang sedang berada di depan mata. Lebih penting lagi krismon di Amerika pada kenjataannja berpengaruh terhadap ekonomi global sehingga persiapan-persiapan oleh pemerintah wadjib dilakoeken oentoek mengantisipasi era baroe jang dimoelai setelah Obama atau McCain dilantik boelan Djanoeari 2009.

Saja koerang setoedjoe dengan pandangan Anda bahwa tidak ada peroebahan jang signifikan akibat terpilihnja Obama terhadap Indonesia. Peroebahan paling djelas djika Obama menang ialah perhatian Washington DC terhadap praktik HAM di sini pasti akan lebih serioes. Sebagai iloestrasi, Presiden Jimmy Carter (Demokrat) memberlakoeken berbagai "hoekoeman" terhadap Soeharto karena invasi ke Timor Timoer. Pembekoean bantoean oeang, beras, bea siswa, teknis dan lain-lain coekoep memberatken hidoep sebagian kalangan di sini. Carter ogah datang ke sini, Soeharto ditolak berkoendjoeng ke Washington DC waloepoen soedah memohon datang. Salah satoe kepoetoesan HAM jang tak bisa ditolak Soeharto ialah membatalkan/menoenda eksekoesi hoekoeman mati terhadap sedjoemlah tokoh jang ditoedoeh terlibat "pemberontakan G30S/PKI" tanpa pernah diboektikan di pengadilan seperti mantan Menloe Soebandrio, mantan KSAU Omar Dhani, dan lain-lain. Padahal, invasi ke Timor Timoer djoestroe direstoei oleh Presiden Gerald Ford.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun