Riyan, salam kenal djoega. Moedah-moedahan pemberitaan harian Kompas tentang pilpres di Amerika Sjarikat lebih lengkap lagi mendekati "Hari H" tanggal 4 November. Trims atas komentarnja.Â
Boekan tjoema Indonesia, pemerintah negara-negara lain telah memasang antjang-antjang bersiap-siap menghadapi kemoengkinan terpilihnja Obama (djoega kemoengkinan kalahnja Obama). Ini praktik jang biasa dalam pergaoelan internasional, apalagi Amerika Sjarikat sebentar lagi memasuki babak baroe setelah berachirnja era George Bush selama delapan tahoen. Djadi ini boekan persoalan provokasi ataoe tidak, melainkan realita jang sedang berada di depan mata. Lebih penting lagi krismon di Amerika pada kenjataannja berpengaruh terhadap ekonomi global sehingga persiapan-persiapan oleh pemerintah wadjib dilakoeken oentoek mengantisipasi era baroe jang dimoelai setelah Obama atau McCain dilantik boelan Djanoeari 2009.
Saja koerang setoedjoe dengan pandangan Anda bahwa tidak ada peroebahan jang signifikan akibat terpilihnja Obama terhadap Indonesia. Peroebahan paling djelas djika Obama menang ialah perhatian Washington DC terhadap praktik HAM di sini pasti akan lebih serioes. Sebagai iloestrasi, Presiden Jimmy Carter (Demokrat) memberlakoeken berbagai "hoekoeman" terhadap Soeharto karena invasi ke Timor Timoer. Pembekoean bantoean oeang, beras, bea siswa, teknis dan lain-lain coekoep memberatken hidoep sebagian kalangan di sini. Carter ogah datang ke sini, Soeharto ditolak berkoendjoeng ke Washington DC waloepoen soedah memohon datang. Salah satoe kepoetoesan HAM jang tak bisa ditolak Soeharto ialah membatalkan/menoenda eksekoesi hoekoeman mati terhadap sedjoemlah tokoh jang ditoedoeh terlibat "pemberontakan G30S/PKI" tanpa pernah diboektikan di pengadilan seperti mantan Menloe Soebandrio, mantan KSAU Omar Dhani, dan lain-lain. Padahal, invasi ke Timor Timoer djoestroe direstoei oleh Presiden Gerald Ford.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI