Dusun Kethileng, Putatsari (21/7) -- Hampir satu setengah tahun lebih pandemi COVID-19 melanda Indonesia sejak diumumkan oleh Presiden RI, Ir. Joko Widodo pada tanggal 2 Maret 2020.Â
Siapa sangka, sejak diumumkannya kasus terinfeksi COVID-19 pertama, jumlah orang terinfeksi terus meningkat hingga pertengahan tahun 2021.Â
Pada awal masa pandemi, pemerintah melaksanakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) guna meminimalkan penyebaran virus. Terlaksananya program ini, masyarakat diminta agar tetap berada dirumah. Kegiatan yang bersifat mengadakan kerumunan harus ditiadakan.
Kondisi ini rupanya memunculkan kegiatan yang menjadi tren terbaru dari masyarakat ditengah pandemi. Salah satunya adalah bertanam sayur mayur di rumah dengan metode hidroponik.Â
Hidroponik merupakan salah satu metode dalam budidaya bertanam dengan memanfaatkan air tanpa menggunakan media tanah dengan menekankan pada pemenuhan kebutuhan hara nutrisi bagi tanaman.Â
Metode hidroponik dianggap mudah dan efisien karena kebutuhan air pada hidroponik lebih sedikit daripada kebutuhan air pada budidaya dengan media tanah. Selain itu, metode hidroponik juga dapat dilakukan pada lahan yang sempit, sehingga bertanam dengan metode ini dapat dilakukan di pekarangan rumah.
Tren ini dimanfaatkan oleh mahasiswa KKN Tim II Universitas Diponegoro yang berlokasi di RT 08 Dusun Kethileng, Desa Putatsari, Grobogan.Â
Dengan mengajak para warga RT 08 untuk menggiatkan berkebun dengan metode hidroponik, diharapkan para warga RT 08 dapat melakukan aktivitas yang positif di tengah pandemi.Â
Adapun manfaat yang di dapatkan dari bertanam dengan metode hidroponik yakni sebagai kegiatan positif di masa pandemi, menambah nilai guna halaman rumah yang sempit, dan menjadi peluang usaha yang menguntungkan di masa pandemi.Â
Selain manfaat yang telah disebutkan, dengan memanfaatkan gelas plastik bekas dan barang bekas lainnya diharapkan mampu mengurangi limbah plastik yang selama ini menjadi permasalahan diberbagai daerah.
Lalu dilanjutkan dengan pelatihan penyemaian benih di media tanam berupa rockwool sebagai pengganti tanah. Penyemaian dilakukan dengan alas nampan yang kemudian dilanjutkan dengan merendam rockwool hingga air menyerap dengan sempurna. Setelah media tanam siap, letakkan benih diatas media tanam dengan melubangi media tanam sedikit agar benih dapat tumbuh dengan akar yang kuat. Benih yang digunakan berupa sawi, bayam, selada, dan kangkung. Benih yang telah ditanam akan dipindahkan ke media tanam hidroponik setelah satu minggu.
 "Menanam dengan metode hidroponik diharapkan mampu membantu masyarakat dalam memenuhi kebutuhannya sehari-hari serta mampu menjadi hobi yang positif bagi warga ditengah pandemi," Ucap salah satu warga. Selain menjadi kegiatan mengisi waktu luang di tengah pandemi, kegiatan ini juga diharapkan mampu dalam menjaga ketahanan pangan warga di tengah pandemi.
Penulis                 : Anggun Budiarti (Fakultas Ekonomika dan Bisnis/Akuntansi)
DPL Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â : Dr. Ir. Suzanna Ratih Sari, MM.MA
Link Web KKN UNDIP Â Â : http://kkn.undip.ac.id/?p=22511
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H