Mohon tunggu...
Sony Budiarso
Sony Budiarso Mohon Tunggu... Akuntan - Mahasiswa

Menulis untuk melihat dunia

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Emang Ojek Aja yang Online? Tani juga Bisa Kok!

12 Agustus 2020   15:03 Diperbarui: 12 Agustus 2020   15:56 286
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar: Tanihub.com

Mitra tersebut dinamai Penanggung Jawab atau Patriot. Mitra berfungsi sebagai agen yang menjembatani penyaluran produk petani, dan keuntungan yang didapat berasal dari selisih harga beli dari petani dengan harga jual dari mitra. Artinya, Mitra disini berperan sebagai perantara, dan tentu ini sama dengan konsep bisnis pertanian konvensional, dimana ada tengkulak sebagai perantara yang membeli hasil panen petani untuk diijual ke masyarakat.

Seharusnya, startup-startup ini bukan cuma fokus menjual hasil panen secara online, tapi bagaimana menciptakan wadah yang mempertemukan langsung petani dan konsumen tanpa perantara. Seperti sistem dalam aplikasi ojek online, yang mempertemukan langsung supply dan demand, mempertemukan antara tukang ojek dan penumpang. Startup ini harus berpikir bagaimana cara mengedukasi petani tentang bisnis digital, sehingga pengendalian harga di pasar bukan berada di tangan tengkulak lagi. Jangan sampai startup-startup ini keblinger, katanya pertanian digital, lalu yang sebenarnya digital itu petani, atau sayurnya sih?

Untuk mendukung digitalisasi pertanian, perlu adanya sosialisasi yang serius, masif, kepada petani, dan masyarakat di seluruh penjuru negeri. Sebab, kurangnya sosialisasi menjadi penyebab ketidaktahuan masyarakat tentang aplikasi yang memudahkan usaha pertanian ini. Alhasil, tingkat konsumsi masyarakat terhadap pertanian online masih relatif rendah. Perlu adanya kerjasama dari seluruh stakeholder, baik dari pemerintah, startup pertanian, termasuk perusahaan jasa pengiriman.

Luaran yang diharapkan, petani bisa mandiri, go digital, dan kesejahteraannya meningkat. Selain itu, bisa mengantar ke segmentasi pasar yang lebih luas, seperti pasar internasional. Kemudian, masyarakat bisa membeli hasil panen dengan harga yang lebih terjangkau karena pengendali harga langsung dari tangan pertama yaitu petani. Adanya sistem tersebut juga mengurangi ancaman krisis petani, Sebab, startup tak hanya menjadi marketplace, lebih dari itu, bisa meningkatkan minat mahasiswa pertanian untuk terjun ke sektor pertanian, baik itu menjadi petani, entrepreneur, atau sebagai konsultan pertanian online.

Kalau begini, petani bukan soal menanam dan mencangkul aja di sawah. Petani juga bisa buka toko online sendiri, menjalankan proses jual belinya sendiri, bahkan bisa memasarkan hasil panennya sampai go international, sehingga bisa mendapat keuntungan berlipat-lipat. 

Benar kan, bukan cuma ojek aja yang online, petani juga bisa kok! yakin nih nggak mau jadi petani?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun