Akhirnya dapat undangan juga. Eh, tunggu dulu. Saya langsung baca undangan dengan seksama dan ternyata...
Nah, undangan pernikahan teman saya yang ditulis lengkap dengan bahasa english (English Language) memiliki tampilan yang simple sekali dan elegan. Cukup satu lembar kecil, sudah berisi secara detail. Seandainya ditulis dengan Bahasa Indonesia, bisakah sesimple ini? Mari kita kenali dulu perbedaannya.
Hadueh! Apakah ini juga sebagian dari pertanda Bahasa Indonesia sudah semakin tergerus zaman?
Setelah mengumpulkan data yang cukup, izinkan saya untuk mengupas tuntas detail undangan pada umumnya yang menggunakan Bahasa Indonesia. Menurut saya undangan yang ditulis dengan bahasa Indonesia itu kesannya sangat sopan sekali, sesuai sekali dengan label bangsa kita "damai dan tentram".
Kedua, fenomena yang terdapat pada undangan bahasa indonesia adalah  menuliskan nama lengkap berserta gelar. Diikuti oleh nama lengkap dari ayah dan Ibu. Contoh: Tia Indah Wihartati, S.Pd., M.Ed.,P.hD anak dari Candra Abdullah, SH., MH (ayah) ... (ibu). Kemungkinan undangan ini menggambarkan kalau yang sedang berpesta tidak anak saja, melainkan seluruh keluarga. Atau bisa jadi karena yang mengeluarkan dana resepsi adalah orang tua? bisa jadi!
Bahkan kalau di desaku, sebagai contoh acara pernikahan. Banyak orang tua yang cenderung membuat acara pesta untuk mendapatkan untung "uang". Tentunya dari para hadirin yang datang dan ngasih amplop (bukan pungli). Mungkin ini alasan konyol kenapa nama orang tua harus dicantumkan. Hooamm!
Ketiga, jarang ditemui undangan berbahasa Indonesia cukup dengan satu lembar halaman saja. Bisa jadi lipat atau lipat tiga. Satu lembar ukuran kertas F4, penuh dengan keterangan yang sangat detail. Ada juga yang memasukan peta lokasi.
Nah, Lantas bagaimana dengan undangan berbahasa Inggris?
Jawabanya 360 derajat berbeda. Tidak ada kata-kata salam dan doa. Langsung to the point menyebutkan tujuan. contoh: Save the Date, We are inviting you, dll. Bahkan nama orang tua tidak tertulis. Selain itu, penulisan nama dan alamat juga terkesan simple banget. Tanpa perlu keterangan seperti yang berbahasa Indonesia.
Well, karena sekarang informasi apa saja mudah sekali diakses, tidak menutup kemungkinan terjadi pergeseran budaya. Zaman sekarang juga manusianya ingin yang  serba instan dan simpel. Terlepas apakah tidak cinta bahasa indonesia lagi itu sulit untuk dikemukakan!