Tak selamanya bata merah tertutup oleh semen dan cat warna-warni jika digunakan menjadi dinding. Ketika batu bata terekspos, mereka akan memberikan warna uniknya sendiri. Saya berharap, begitu juga dengan para pengrajinnya. Jika ada yang sudi menengok, mereka akan menampilkan warna optimis dari filosofi sederhana yang mereka anut. Bukan nuansa suram yang mengharapkan belas kasihan. Setidaknya, kesan itulah yang saya dapatkan dari obrolan singkat sambil menikmati salah satu momen terbaik menghirup kopi bersama teman-teman baru saya: para pengrajin bata.
Â
* Dari sebuah catatan lama saat teringat optimisme para pejuang hidup.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H