Â
3. Distribusi manfaat keberadaan tambang bagi rakyat Indonesia
Masalah dasar yang melatarbelakangi keinginan kuat untuk mengelola kekayaan Indonesia dengan tangan sendiri adalah kesadaran bahwa kekayaan Indonesia tidak dapat dinikmati oleh bangsa Indonesia sendiri. Justru bangsa asinglah yang mengeruk dan menikmati sebagian besar kekayaan Indonesia. Sehingga pada akhirnya, bangsa Indonesia hanya menjadi bangsa ‘babu’ yang jauh dari kata sejahtera di tengah gelimangan harta bumi pertiwi.
Apakah permasalahan itu otomatis terjawab dengan kepemilikan perusahaan tambang oleh pengusaha dalam negeri? Tidak. Bahkan masalah yang sama berpotensi terulang jika seleksi pengelola tambang dilakukan tanpa mempertimbangkan pemerataan distribusi manfaat tambang bagi rakyat Indonesia. Harus dicermati pengusaha tambang yang dipilih memiliki semangat yang sejalan dengan tujuan mulia yang dicita-citakan. Seperti yang saya sampaikan sebelumnya, jangan sampai kepemilikan pribumi hanyalah status karena pada kenyataannya bisa jadi distribusi manfaat keberadaan tambang hanya dinikmati segelintir orang yang ternyata juga banyak menghabiskan uangnya di luar negeri. Realisasinya? Tentu saja harus dituangkan dalam bentuk regulasi yang berkekuatan dan berkonsekuensi hukum.
Dan, jangan sampai juga terjadi, pengusaha pribumi yang dipilih hanya menjadi simbol saja, sementara modal yang bermain di belakangnya ternyata masih berbau asing juga. Sehingga, tujuan mulia memanfaatkan kekayaan Indonesia untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat hanya sebatas mimpi yang berubah bentuk simbolisasi saja.
Tidak adil rasanya membebankan semua impian Indonesia kepada pemerintah. Seperti pekerja tambang, pemerintah juga manusia. Pemerintah memiliki keterbatasan-keterbatasan yang hanya bisa dilengkapi oleh sinergi dari semua pihak. Pemerintah menjalankan tugasnya sebagai regulator. Pengusaha memiliki semangat nasionalisme dan kebangsaan yang tinggi. Saya dan semua pekerja tambang tetap bekerja dengan menjaga idealisme praktek penambangan yang baik dan benar.
Jadi, bisakah kita mengelola kekayaan Indonesia untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat?
BISA.
Tapi jangan grusa-grusu ya…
Â
Catatan:
Tulisan di atas hanyalah pandangan pribadi. Tidak hanya terbatas pada apa yang saya sampaikan, pada kenyataannya masih banyak hal lain yang harus menjadi pertimbangan sebelum memutuskan untuk melangkah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H