Mohon tunggu...
Budiansyah
Budiansyah Mohon Tunggu... Tentara - Budiansyh1998@gmail.com

Setiap artikel dibuat secara sabar, sadar dan bertanggung jawab. Hanya opini pribadi dan berbagi sebuah cerita lewat ketikan, lalu dipublikasikan dengan Bismillah.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pokoknya Semua Salah Gen Z, Termasuk Kerjaan!

29 Mei 2024   00:44 Diperbarui: 29 Mei 2024   00:48 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Generasi Z atau biasa dikenal dengan Gen Z, akhir-akhir ini menjadi perbincangan warganet karena dinilai memiliki perilaku yang berbeda dengan generasi-generasi sebelumnya. Gen Z dinilai memiliki sifat mudah menyerah, tidak mau berusaha, pemalas dan tidak konsisten pada suatu usaha. Perdebatan ini menuai perdebatan lintas generasi, yang menilai bahwa generasi sebelum Gen Z merupakan generasi yang superior.  

Badan Pusat Statistik atau BPS mengungkapkan saat ini 10 juta penduduk indonesia berstatus tidak memiliki pekerjaan atau menganggur, dan didominasi oleh Generasi Z dengan rentang usia 15-24 tahun. Faktor ini lah yang menyebabkan Gen Z dinilai sebelah mata oleh generasi-generasi sebelumnya. Acapkali Generasi Z dinilai tidak memiliki kemampuan yang kompeten dalam kepiawaian mengasah skill mereka dibidangnya. 

Generasi Z lahir dan bertumbuh pada masa transisi tradisional menuju digital. Saat ini teknologi bagian inti dari kehidupannya, yang dimana aksesnya serba cepat dan mudah. Hal ini memungkinkan Generasi Z menginginkan hal yang instan, begitu juga dengan jenjang karier. 

Generasi sebelumnya selalu memandang Generasi Z ini generasi yang serba ingin cepat dan memiliki sifat  klemer-klemer dan mudah baperan. Sikap inilah yang menjadi pertimbangan kuat para generasi sebelum Generasi Z untuk bisa menerima para calon pekerja dengan status Generasi Z untuk bisa bekerja sama. Generasi sebelum Gen Z dinilai memiliki karakteristik yang giat, pekerja keras dan tekun dalam bekerja. Generasi sebelum Generasi Z biasanya tidak terbuka dengan kolaborasi, terlebih usianya terpaut jauh dan muncul rasa gengsi yang tinggi untuk bisa berkolaborasi. Mereka cenderung mandiri dan disiplin bisa dibilang coaching pada Gen Z hanya sebatas pembagian tugas biasa saja. Bisa dibilang Gen Z kena getahnya dari perdebatan lintas generasi seperti ini. 

Bila pekerjaan tidak kunjung selesai Generasi Z selalu disalahkan atas kinerjanya. Namun semestinya generasi sebelumnya mampu membimbing generasi penerusnya dengan baik, agar tujuan yang dicapai berjalan dengan semestinya. Seperti kata kiasan " Yang muda menghormati yang lebih tua dan yang tua menyayangi yang lebih muda" maka konsep kasih sayang seperti inilah yang menjadikan lintas generasi mampu bersinergi dan berkolaborasi dalam bekerja.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun