Mohon tunggu...
BUDIAMIN
BUDIAMIN Mohon Tunggu... Seniman - K5 ArtProject

Hanya debu yang diterbangkan angin

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ketenangan Hati dan Penerimaan Diri

3 November 2024   06:55 Diperbarui: 3 November 2024   07:13 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penerimaan Diri dan Kebebasan Emosi

Penerimaan diri juga mengurangi emosi negatif yang sering kali timbul karena ekspektasi yang tidak realistis. Ketika kita terus berfokus pada apa yang kurang, kita mengundang kecemasan, rasa takut, dan bahkan depresi. Namun, saat kita menerima keadaan apa adanya, emosi-emosi ini perlahan berkurang. Orang yang menerima dirinya cenderung lebih stabil secara emosional karena ia tidak lagi berjuang dengan harapan yang tidak masuk akal.

Penerimaan diri membawa kebebasan emosional, yang pada akhirnya berujung pada ketenangan hati. Emosi kita tidak lagi didikte oleh rasa takut akan penilaian orang lain. Saat kita menyadari bahwa kebahagiaan bukanlah tujuan, melainkan hasil dari cara kita menerima diri, maka ketenangan hati bukan lagi sebuah ilusi, tetapi sebuah kenyataan yang bisa kita rasakan setiap hari.

Menemukan Ketenangan Melalui Penerimaan Diri

Di masa kini, orang berlomba-lomba mencari ketenangan hati melalui berbagai cara---dari terapi, meditasi, hingga pelatihan mental. Namun, tanpa penerimaan diri, semua itu hanya berakhir sebagai upaya luar yang dangkal. Ketenangan hati sejati datang ketika kita melepaskan diri dari tekanan untuk selalu lebih, dan mulai menerima diri kita apa adanya.

Penerimaan diri adalah perjalanan, dan setiap langkahnya mengajarkan kita tentang nilai sejati dari ketenangan. Dalam dunia yang terus berubah, ketenangan hati menjadi semakin langka. Tetapi, dengan penerimaan diri, kita bisa menemukan kedamaian yang abadi, yang tidak terpengaruh oleh hiruk-pikuk dunia luar. Akhirnya, ketenangan hati bukan tentang memiliki segala sesuatu yang sempurna, melainkan tentang menerima diri dengan segala ketidaksempurnaan, dan menjalani hidup dengan penuh rasa syukur dan kasih pada diri sendiri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun