Mohon tunggu...
BUDIAMIN
BUDIAMIN Mohon Tunggu... Seniman - K5 ArtProject

Hanya debu yang diterbangkan angin

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Menteri Artis

21 Oktober 2024   16:00 Diperbarui: 21 Oktober 2024   16:07 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di sebuah warung kopi yang ramai, Kobar, Kahar, Badu, dan Rijal berkumpul dengan segelas kopi di tangan masing-masing. Topik yang hangat hari ini adalah kabar terbaru mengenai pengangkatan artis sebagai menteri. Berita itu menghebohkan publik, dan keempat sahabat ini tidak ingin ketinggalan.

Kobar, yang selalu kritis, membuka percakapan. "Eh, lu semua udah denger belum? Sekarang kita punya menteri artis! Keren, kan? Siapa yang nyangka, dari bintang sinetron jadi menteri!"

Badu, yang duduk di sebelah Kobar, langsung menimpali dengan semangat. "Iya, Bor! Dan dia udah janji bakal bawa 'warna baru' ke pemerintahan. Gue jadi penasaran, warna apa yang dimaksud? Merah, hijau, atau ungu?"

Semua tertawa, tapi Kahar berusaha tetap serius. "Eh, tunggu dulu. Mungkin ini kesempatan buat ngasih perspektif baru di kabinet. Kita harus terbuka sama inovasi."

Rijal, yang selama ini lebih tenang, menyela. "Inovasi atau drama? Yang kita butuhkan sekarang ini pemimpin yang paham masalah rakyat, bukan yang bisa pamer gaya di layar kaca. Lu inget kan, dia lebih sering main sinetron daripada bikin kebijakan."

Kobar mengangguk. "Bener! Gue jadi penasaran, apakah dia bakal bikin program 'Sinetron untuk Rakyat'? 'Hari-hari tanpa baper, kita bersatu!' Hahaha!"

Badu tidak mau kalah. "Jangan-jangan, kabinetnya juga bakal ada artis-artis lain. Mungkin kita akan punya menteri olahraga dari juara tinju, atau menteri pendidikan yang dulunya guru vokal!"

Kahar mencoba meluruskan. "Tapi jangan langsung skeptis, guys. Mungkin menteri baru ini punya visi dan misi yang jelas. Dia bisa menarik perhatian anak muda untuk peduli sama politik."

Rijal menimpali, "Iya, tapi apa yang dia tawarkan? Cuma artis yang bisa ngelucu di TV? Atau kita bakal dapat program yang lebih berorientasi ke hiburan daripada solusi nyata?"

Kobar tidak bisa menahan tawa. "Lu tahu kan, sebelum dia jadi menteri, artis itu terkenal dengan istilah 'baper'. Sekarang, gue harap jangan sampai menteri kita baper tiap kali dia di kritik!"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun