Mohon tunggu...
BUDIAMIN
BUDIAMIN Mohon Tunggu... Seniman - K5 ArtProject

Hanya debu yang diterbangkan angin

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Jangan Pernah Putus Asa

20 Oktober 2024   18:39 Diperbarui: 20 Oktober 2024   18:48 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di sebuah desa yang dikelilingi oleh pegunungan, terdapat empat sahabat karib: Kobar, Kahar, Badu, dan Rijal. Mereka telah melalui berbagai suka dan duka bersama, dan selalu saling mendukung. Suatu hari, mereka memutuskan untuk mengikuti lomba panjat tebing yang diadakan di desa tetangga. Meskipun tidak ada dari mereka yang pernah melakukan panjat tebing sebelumnya, semangat mereka membara.

Kobar, si optimis sejati, berseru, "Ayo, kita pasti bisa! Ini kesempatan kita untuk menunjukkan kepada orang-orang bahwa kita tidak hanya bisa main-main!"

Kahar, yang selalu ceria, menambah, "Betul! Kita bisa berlatih setiap hari. Dengan kerja keras, tidak ada yang tidak mungkin!"

Badu, yang biasanya skeptis, berkata, "Tapi, kita tidak punya pengalaman. Bagaimana kalau kita jatuh? Atau lebih parah, tersangkut di atas?"

Rijal, yang tenang, mengangguk. "Semua orang pernah merasa takut pada awalnya. Yang penting adalah jangan pernah putus asa dan terus berusaha. Kita bisa belajar dari kesalahan."

Mereka pun mulai berlatih. Namun, setelah beberapa hari, kegigihan mereka mulai pudar. Dalam sesi latihan pertama, Kobar terjatuh dari tebing buatan dan terpaksa menghentikan latihannya karena rasa sakit di pergelangan tangannya. Kahar juga terjatuh saat mencoba teknik baru dan terpaksa mengerang kesakitan. Badu, setelah melihat kedua temannya terluka, mulai merasa cemas dan mengatakan, "Aku rasa ini bukan untuk kita. Mungkin kita seharusnya mencari hobi lain yang lebih aman, seperti main catur."

Rijal mencoba menenangkan mereka. "Kita baru saja memulai. Tidak ada yang bisa langsung mahir. Ingat, yang terpenting adalah proses belajar dan tidak pernah menyerah."

Kobar, meski masih kesakitan, tersenyum dan berkata, "Lihat, kita bisa jadi lebih kuat dari sebelumnya. Semua orang yang sukses pasti mengalami kegagalan sebelum meraih keberhasilan. Ini hanya sebuah ujian!"

Tetap saja, latihan mereka tidak membuahkan hasil yang diharapkan. Di hari perlombaan, semua terlihat gugup. Kahar berbisik, "Kita pasti akan memalukan diri di depan orang banyak. Apa yang kita lakukan di sini?"

Badu pun menambahkan, "Jangan sampai kita terjatuh di depan semua orang. Sudah jelas kita tidak siap!"

Rijal menatap kedua temannya dan mengingatkan, "Ingat, kita datang ke sini bukan hanya untuk menang, tapi untuk belajar dan bersenang-senang. Tidak ada yang salah dengan mencoba, meskipun hasilnya tidak sesuai harapan."

Saat perlombaan dimulai, Kobar, Kahar, Badu, dan Rijal berbaris di titik start. Setiap kali satu dari mereka memanjat, sorakan dan dukungan dari penonton menggema. Namun, ketika Kobar mulai panjat, dia terpeleset dan jatuh. Penonton terdiam sejenak, tetapi kemudian mereka bersorak, memberi semangat. "Ayo, Kobar! Coba lagi!"

Kobar berdiri, menghapus debu dari pakaiannya, dan mencoba lagi. Kali ini, dia berhasil naik lebih tinggi. Melihat semangat Kobar, Kahar terinspirasi dan berusaha untuk tidak kalah. Badu, yang awalnya ragu, merasakan semangat itu dan memutuskan untuk memberi semua tenaganya. Rijal, sebagai yang terakhir, mulai mengerti bahwa semuanya adalah tentang keberanian untuk mencoba.

Setelah berjuang keras, mereka akhirnya mencapai puncak, meskipun tidak di posisi pertama. Mereka melompati perayaan kecil dan merasa sangat bangga dengan apa yang telah mereka capai. Meskipun tidak menang, mereka memperoleh pengalaman dan pelajaran berharga.

"Lihat, kita berhasil!" seru Kobar dengan senyum lebar. "Kita mungkin tidak memenangkan lomba, tapi kita menunjukkan kepada semua orang bahwa kita tidak pernah putus asa!"

Kahar menambah, "Ya! Kita telah melewati semua rintangan dan tetap bersatu. Itu yang terpenting!"

Badu, dengan rasa bangga, berkata, "Siapa sangka kita bisa sampai di sini? Ternyata, usaha tidak akan mengkhianati hasil!"

Rijal menyimpulkan dengan bijak, "Dan itulah yang kita pelajari hari ini. Jangan pernah putus asa! Di setiap kegagalan, ada pelajaran yang bisa kita ambil untuk melangkah lebih jauh."

Dengan pelajaran ini, mereka pulang dengan penuh semangat. Meskipun perjalanan mereka masih panjang dan penuh tantangan, mereka tahu bahwa selama mereka tetap bersama dan tidak pernah putus asa, tidak ada yang tidak mungkin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun