Mohon tunggu...
BUDIAMIN
BUDIAMIN Mohon Tunggu... Seniman - K5 ArtProject

Hanya debu yang diterbangkan angin

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Diet Kopi

20 Oktober 2024   04:25 Diperbarui: 20 Oktober 2024   04:26 9
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di sebuah desa kecil yang damai, Kobar, Kahar, Badu, dan Rijal sering berkumpul di warung kopi milik Ibu Tini. Mereka menghabiskan waktu bersama sambil menyeruput kopi dan menikmati gorengan. Suatu sore, saat hujan turun di luar, perbincangan mereka beralih ke topik penting yang sering diabaikan masyarakat: 'jaga kesehatan'.

Kobar, si pemikir kritis, memulai pembicaraan. "Teman-teman, akhir-akhir ini banyak orang mulai memperhatikan kesehatan. Tapi anehnya, mereka justru mengandalkan obat-obatan daripada gaya hidup sehat. Lihat saja si Udin, dia tiap hari makan gorengan dan minum kopi, tapi kalau ada iklan obat herbal, langsung dia beli!"

Kahar, yang selalu siap melontarkan lelucon, tidak mau ketinggalan. "Mungkin dia berpikir bahwa hidup sehat itu sama dengan minum obat! 'Badan terasa lemas? Segera minum obat! Hari ini tidak olahraga? Obatnya siap!'"

Badu, yang selalu optimis, menambahkan, "Tapi kita juga tidak bisa menyalahkan mereka sepenuhnya. Banyak orang tidak tahu cara menjaga kesehatan yang benar. Mungkin kita perlu mengedukasi mereka dengan cara yang menyenangkan."

Rijal, yang biasanya pendiam, berkomentar, "Ya, kita bisa mulai dengan diri kita sendiri. Cobalah kita ganti pola makan kita. Setiap hari kita bisa mengganti gorengan dengan buah-buahan. 'Diet Kopi' yang lebih sehat, bagaimana?"

Kobar menggeleng. "Diet kopi? Jadi, kita hanya minum kopi tanpa makan? Itu kan bikin kita cepat lapar dan malah membuat kita kembali ke gorengan!"

Kahar tertawa. "Ah, Kob! Maksudmu diet yang tepat adalah kita tetap minum kopi, tapi juga makan sehat. Kita bisa bikin program 'Kopi Sehat'! Misalnya, untuk setiap cangkir kopi yang kita minum, kita juga harus makan satu buah!"

Badu mengangguk setuju. "Kita bisa menjadwalkan hari-hari tertentu untuk mengundang warga desa, dan kita bisa berbagi informasi tentang pentingnya kesehatan. Siapa tahu, ada yang mau berpartisipasi!"

Rijal menambahkan, "Kita juga bisa mengadakan lomba masak sehat! Masing-masing dari kita bisa memasak makanan sehat dan berbagi kepada semua orang. Jadi, kita bisa melihat siapa yang bisa membuat makanan sehat yang paling enak."

Kobar, terinspirasi, berkomentar, "Ide bagus, Rijal! Dengan cara itu, kita tidak hanya mendorong orang untuk makan sehat, tetapi juga membangun rasa kebersamaan di desa."

Hari-hari pun berlalu, dan mereka mulai merencanakan kegiatan "Kopi Sehat" tersebut. Mereka menyebar informasi ke seluruh desa dan mengundang semua orang untuk berpartisipasi. Ketika hari acara tiba, banyak warga desa yang datang dengan membawa hidangan sehat, dan Kobar, Kahar, Badu, dan Rijal pun siap memperkenalkan program baru mereka.

Di tengah acara, Kahar berteriak, "Selamat datang di 'Kopi Sehat'! Kita akan menikmati kopi sambil belajar tentang pentingnya menjaga kesehatan! Untuk setiap cangkir kopi, jangan lupa satu potong buah!"

Badu menambahkan, "Dan setelah kita semua menikmati kopi dan buah-buahan, kita akan mengadakan lomba memasak! Siapa yang bisa membuat masakan sehat yang paling lezat?"

Acara itu berlangsung seru. Warga desa bersenang-senang, saling mencicipi masakan sehat yang mereka buat. Udin, yang biasanya hanya memikirkan gorengan dan kopi, tiba-tiba muncul dengan kreasi salad buah yang ia buat sendiri. "Lihat, saya bisa juga! Ternyata salad ini enak sekali!"

Rijal berkomentar, "Lihatlah! Hasil dari berbagi informasi! Kita semua belajar sesuatu yang baru. Ini tidak hanya tentang kesehatan, tetapi juga tentang bagaimana kita bisa saling mendukung."

Setelah acara selesai, Kobar, Kahar, Badu, dan Rijal saling berpandangan dan tersenyum puas. Mereka telah berhasil mengedukasi masyarakat tentang pentingnya menjaga kesehatan dengan cara yang menyenangkan.

Kobar berkata, "Jadi, mari kita teruskan program ini. Kita tidak hanya bisa menjaga kesehatan diri kita, tetapi juga membuat lingkungan kita lebih sehat."

Kahar menambahkan, "Dan jangan lupakan diet kopi kita! Minum kopi tetap penting, tapi kita harus tetap seimbang!"

Badu dan Rijal menyetujui, "Kita akan terus berbagi informasi dan menjaga kesehatan bersama-sama! Karena kesehatan adalah aset yang paling berharga."

Dengan semangat baru, mereka berkomitmen untuk tidak hanya menjaga kesehatan diri sendiri, tetapi juga mengajak masyarakat untuk melakukan hal yang sama. Dalam perjalanan pulang, mereka tertawa dan berbagi cerita, menyadari bahwa jaga kesehatan itu bisa jadi sangat menyenangkan, apalagi jika dilakukan bersama teman-teman.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun