Mohon tunggu...
BUDIAMIN
BUDIAMIN Mohon Tunggu... Seniman - K5 ArtProject

Hanya debu yang diterbangkan angin

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Jangan Pelit

19 Oktober 2024   18:15 Diperbarui: 19 Oktober 2024   18:25 9
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di sebuah desa yang ramai, Kobar, Kahar, Badu, dan Rijal berkumpul di warung kopi, tempat favorit mereka untuk bercerita dan tertawa. Malam itu, diskusi mereka mengalir menuju topik yang cukup menarik: 'jangan pelit'.

Kobar, si filosof desa, membuka pembicaraan. "Teman-teman, kita sering mendengar pepatah 'jangan pelit', kan? Tapi kenapa ya, banyak orang yang tetap pelit, bahkan untuk hal-hal kecil? Seperti saat kita pergi bareng, ada saja yang tidak mau berbagi biaya."

Kahar mengangguk. "Iya, Kob. Bahkan ada teman kita, si Joni, yang ketika kita ajak makan bersama, langsung bilang, 'Ayo bagi dua!' tapi ketika dia yang bayar, dia pasti minta kita membayar lebih!"

Badu, si pelawak, langsung menimpali. "Nah, itu dia! Joni adalah contoh klasik *pelit dalam bergaul*! Dia bilang, 'Ayo makan enak, semua bayar sendiri-sendiri!' Padahal, dia ingin kita semua menikmati makanan, sementara dia hanya melihat dari jauh!"

Rijal yang biasanya pendiam ikut menyela, "Tapi bukan hanya dalam hal uang, ya. Banyak juga yang pelit dalam berbagi informasi atau ilmu. Seperti ketika kita punya tips untuk sukses, tetapi tidak mau membagikannya kepada teman."

Kobar mengangguk setuju. "Persis! Kadang, orang-orang berpikir bahwa jika mereka membagikan informasi, itu akan mengurangi peluang mereka. Padahal, dengan berbagi, kita bisa mendapatkan lebih banyak!"

Kahar melanjutkan, "Coba saja kita buat kesepakatan. Setiap kali kita berkumpul, kita harus membawa sesuatu untuk dibagikan. Makanan, informasi, atau bahkan pengalaman hidup. Dengan begitu, tidak ada yang merasa pelit!"

Badu bersemangat. "Setuju! Kita bisa mengadakan acara 'Berbagi Tanpa Batas' setiap minggu. Di sana, kita bisa berbagi resep, cerita lucu, atau bahkan tips berkebun! Siapa tahu, bisa jadi hobi baru!"

Rijal tersenyum. "Dan kita bisa menjadikan ini sebagai cara untuk mempererat persahabatan. Kita semua belajar dari satu sama lain. Dalam hal ini, 'berbagi itu indah'."

Kobar menambahkan, "Dan kita juga bisa membahas tentang pentingnya tidak pelit dalam memberi. Seperti menyumbang untuk orang-orang yang membutuhkan, atau membantu tetangga yang sedang kesulitan. Itu jauh lebih berarti!"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun