Di sebuah desa yang ramai, Kobar, Kahar, Badu, dan Rijal duduk berkumpul di warung kopi favorit mereka. Malam itu, obrolan mereka berfokus pada topik hangat: 'kurangi tidur'. Setiap orang memiliki pandangan yang berbeda tentang tidur, dan itu menjadi bahan lelucon yang seru.
Kobar, yang selalu penasaran, membuka pembicaraan. "Teman-teman, kalian tahu kan banyak orang bilang bahwa untuk sukses, kita harus kurangi tidur? Tapi, aku lihat banyak orang yang justru menghabiskan waktu berjam-jam di depan televisi!"
Kahar mengangguk setuju. "Iya, Kob! Ada yang bangga dengan kurang tidur, tapi pas ditanya tentang produktivitas, jawabannya selalu, 'Aku sibuk!'. Padahal, yang dia lakukan cuma scrolling media sosial!"
Badu, si pelawak, langsung beraksi. "Kalau gitu, kita harus bikin slogan baru: 'Kurangi Tidur, Perbanyak Ngobrol!' Dengan begitu, kita bisa berbagi informasi tanpa perlu repot-repot tidur. Bisa tidur sambil ngobrol!"
Rijal yang biasanya tenang, tiba-tiba melontarkan pandangan. "Tapi, Badu, tidurlah itu penting untuk kesehatan. Tidur cukup bisa membuat kita lebih produktif. Jangan sampai kita terjebak dalam mitos mengurangi tidur demi hasil."
Kobar melanjutkan, "Nah, itu dia! Banyak yang mengira kalau kurang tidur itu keren, padahal itu hanya membuat kita lebih mudah terserang penyakit. Jadi, sebenarnya, kita harus bijak dalam mengatur waktu kita!"
Kahar berkomentar, "Coba lihat teman kita, Doni. Dia selalu bilang 'tidur itu untuk orang malas' sambil tetap bangun larut malam. Begitu ditanya hasil kerjanya, dia malah mengeluh lelah dan tidak produktif!"
Badu kembali mengambil alih. "Tapi, menurutku, kita bisa manfaatkan waktu kita! Misalnya, kita tidur jam 10 malam dan bangun jam 5 pagi, itu lebih baik daripada tidur larut malam dan bangun kesiangan!"
Rijal, dengan senyumnya, menambahkan, "Tapi kita juga perlu menemukan cara yang baik untuk mengatur waktu. Kita bisa membuat rencana harian dan menulis target. Dengan begitu, kita bisa tidur lebih awal dan bangun lebih segar!"
Kobar bersorak, "Ayo kita buat rencana 'Kurangi Tidur dengan Bijak'. Setiap minggu kita bisa saling mengecek. Siapa yang tidur lebih awal dan bangun lebih pagi, dia dapat hadiah dari yang lain!"
Kahar tertawa. "Hadiah apa? Kopi atau makanan? Mungkin Badu bisa memberikan janjinya untuk tidak mengganggu orang lain saat tidur!"
Badu berkelakar, "Nah, itu dia! Aku akan berjanji untuk tidak berisik saat tidur. Jadi, setiap kali Kahar tidur, dia bisa bermimpi indah tanpa suara teriakan!"
Rijal menimpali, "Tapi kita juga harus ingat, tidur yang cukup bukan berarti kita hanya tidur terus-menerus. Tidur yang baik itu adalah tidur yang berkualitas!"
Kobar mengangguk. "Jadi, intinya, kita perlu menyeimbangkan waktu antara tidur, kerja, dan bersosialisasi. Kita tidak boleh terjebak dalam pemikiran bahwa kurang tidur itu baik."
Malam itu, dengan tawa dan canda, keempat sahabat itu merencanakan langkah-langkah untuk mengatur waktu tidur mereka dengan bijak. Mereka bertekad untuk tidak hanya mengurangi tidur, tetapi juga memanfaatkan waktu yang ada untuk mencapai tujuan mereka.
Dengan segelas kopi di tangan, mereka pulang ke rumah, siap untuk mengubah kebiasaan tidur mereka. Mereka menyadari bahwa dalam tidur yang cukup, terdapat kekuatan untuk bangkit dan meraih impian, bukan hanya sekadar mengorbankan kesehatan demi hasil yang diinginkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H