Mohon tunggu...
BUDIAMIN
BUDIAMIN Mohon Tunggu... Seniman - K5 ArtProject

Hanya debu yang diterbangkan angin

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Semua Karena Allah

18 Oktober 2024   11:45 Diperbarui: 18 Oktober 2024   11:57 5
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Suasana hening sejenak, sebelum akhirnya Kahar tertawa kecil. "Kita memang harus selalu ingat Allah dalam setiap tindakan, tapi jangan jadikan itu alasan buat nggak bergerak. Kalau semua orang di kampung ini kayak kamu, Kobar, cuma niat tapi nggak berbuat, bisa-bisa pos ronda kita roboh karena nggak ada yang benerin."

Badu menambahkan, "Kalau aku sih sederhana. Mau bantu, bantu aja. Mau niat karena Allah atau nggak, yang penting gerak dulu. Niat baik harus diikuti tindakan. Allah kan juga suka sama orang yang bertindak, bukan cuma berpikir terus."

Kobar, yang merasa semakin tersudut, mencoba mengalihkan, "Tapi, Badu, semua yang kita lakukan harus ada niat karena Allah. Kalau cuma bantu tanpa niat yang benar, apa gunanya?"

Rijal, yang biasanya kalem, menjawab, "Ya gunanya ya biar membantu orang lain. Niat memang penting, tapi kalau hanya ngomong, nggak ada buktinya, sama aja kosong. Lagipula, kalau Allah menilai tindakan kita, bukankah amal baik juga akan dihitung?"

Kobar mulai bingung dengan argumennya sendiri. "Tapi... tapi... semuanya harus kembali kepada Allah."

Kahar yang bijak akhirnya berkata, "Iya, Kobar. Semua kembali kepada Allah. Tapi ingat, kita hidup di dunia ini juga harus melakukan sesuatu. Allah memberikan kita kemampuan untuk bergerak, berpikir, dan berbuat baik. Jangan sampai kita hanya bersembunyi di balik niat tanpa melakukan tindakan nyata."

Badu tersenyum lebar, "Kalau semua orang kayak Kobar, aku bisa bayangin masa depan kampung ini. Niatnya jadi kampung terbaik, tapi tetap kotor dan nggak terurus karena semua cuma niat doang."

Mereka semua tertawa, termasuk Kobar yang sadar dirinya mungkin terlalu sering menggunakan alasan "karena Allah" untuk menghindari tugas-tugas yang seharusnya bisa dia lakukan.

Rijal menutup diskusi dengan tenang, "Intinya, kita memang harus ingat Allah dalam setiap langkah. Tapi ingat juga, Allah menciptakan kita untuk berbuat baik, bukan hanya berniat baik."

Kobar mengangguk-angguk, sambil tersenyum canggung, "Iya, iya, kalian benar. Mulai sekarang, aku bakal bukan cuma niat, tapi juga tindakan. Tapi tetap, semua karena Allah, ya?"

Mereka tertawa lagi, kali ini lebih lepas. Di tengah keheningan malam itu, ada pelajaran sederhana yang terbersit: niat baik memang penting, tapi tindakan nyata adalah bukti dari niat yang sebenarnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun