Kahar mengangkat alis. "Festival? Apa hubungannya dengan makna hidup?"
Badu menjawab dengan serius, "Karena dengan merayakan, kita menciptakan kenangan. Kenangan itu yang memberi makna bagi kita."
Rijal mengangguk setuju. "Itu benar. Kenangan adalah bagian dari perjalanan hidup kita. Mungkin kita perlu lebih banyak momen bersama."
Kobar tersenyum, "Jadi, mari kita buat festival! Kita bisa mengundang semua orang, berkumpul, dan merayakan hidup!"
Sahabat-sahabatnya setuju dan mulai merencanakan festival kecil di desa. Mereka mempersiapkan makanan, permainan, dan berbagai aktivitas untuk melibatkan semua orang.
Ketika hari festival tiba, desa itu dipenuhi dengan tawa, keceriaan, dan kebersamaan. Semua orang menikmati hari itu, dan Kobar, Kahar, Badu, serta Rijal merasa bangga melihat orang-orang bahagia.
Di tengah keramaian, Rijal berbisik pada Kobar, "Ternyata, kita sudah menemukan makna kehidupan kita hari ini."
Kobar tersenyum, "Benar. Momen-momen seperti ini yang memberi warna dalam hidup kita. Makna hidup bisa ditemukan di dalam kebersamaan dan kenangan yang kita buat."
Kahar menambahkan, "Jadi, makna hidup kita adalah menciptakan kenangan bersama, meskipun itu sering kali konyol."
Badu melompat, "Ayo, kita merayakan semua kenangan dan kebahagiaan ini! Karena hidup itu terlalu singkat untuk tidak ditertawakan!"
Dengan semangat, mereka melanjutkan festival, merayakan kehidupan dan menemukan makna di dalam setiap momen yang mereka bagikan. Saat matahari terbenam, Kobar, Kahar, Badu, dan Rijal menyadari bahwa makna kehidupan bukan hanya tentang mencari, tetapi juga tentang menciptakan dan merayakan setiap momen yang mereka miliki.