Badu lalu mencetuskan gagasan baru. "Bagaimana kalau kita buat tantangan? Kita cari tahu sandaran terbaik dalam kehidupan masing-masing. Kita lakukan selama seminggu, dan minggu depan kita diskusikan hasilnya di sini!"
Rijal dengan semangat berkata, "Tentu saja! Aku akan mencari tahu apakah uang benar-benar bisa menjadi sandaran terbaik!"
Kobar, Kahar, dan Badu setuju dan mereka sepakat untuk mengeksplorasi sandaran hidup masing-masing. Mereka pulang ke rumah dengan semangat yang baru.
Seminggu berlalu, dan mereka kembali berkumpul di warung Bu Tini. Kobar membuka pertemuan dengan penuh antusias. "Baiklah, siapa yang mau mulai?"
Kahar langsung angkat tangan. "Aku! Selama seminggu ini, aku berusaha lebih banyak menghabiskan waktu dengan keluargaku. Kami makan malam bersama setiap malam, dan rasanya luar biasa! Aku merasa lebih dekat dengan mereka."
Badu menambahkan, "Aku juga melakukan hal yang sama! Namun, aku lebih fokus pada pertemanan. Aku mengajak teman-teman bermain dan mengobrol. Rasanya sangat menyenangkan!"
Giliran Rijal. "Aku, eh, tidak melakukan apa-apa dengan uang. Tapi aku menghabiskan waktu dengan teman-temanku dan menyadari bahwa berbagi momen bersama mereka jauh lebih berharga daripada sekadar mengumpulkan uang."
Kobar tersenyum. "Jadi, Rijal, apakah kamu sekarang berpikir uang bukan sandaran terbaik?"
"Tidak juga," jawab Rijal sambil tersenyum nakal. "Tapi aku mengerti bahwa memiliki teman dan keluarga adalah hal yang lebih berharga. Meski aku masih ingin jadi raja uang!"
Semua tertawa, dan Kahar menambahkan, "Jadi, kita semua sepakat bahwa sandaran terbaik adalah kombinasi antara keluarga, teman, dan mungkin juga uang, tetapi bukan yang utama?"
"Setuju!" seru Badu. "Dengan memiliki orang-orang terkasih di sekitar kita, kita bisa melalui segala tantangan, dan itu jauh lebih berharga daripada sekadar uang!"