Mohon tunggu...
BUDIAMIN
BUDIAMIN Mohon Tunggu... Seniman - K5 ArtProject

Hanya debu yang diterbangkan angin

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kebiasaan Buruk

16 Oktober 2024   17:03 Diperbarui: 16 Oktober 2024   17:07 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di sebuah desa kecil yang penuh warna, Kobar, Kahar, Badu, dan Rijal adalah sahabat yang tak terpisahkan. Mereka sering berkumpul di warung kopi Bu Tini, tempat di mana semua kebiasaan baik dan buruk terjadi. Suatu sore, setelah menghabiskan waktu lama di warung, Kobar mengeluh tentang kebiasaan buruk yang mulai mengganggu hidupnya.

"Aku rasa sudah saatnya kita mengubah kebiasaan buruk kita, teman-teman," ujar Kobar sambil menyeruput kopi.

Kahar, yang selalu penuh dengan ide, langsung merespons, "Benar! Kebiasaan buruk itu bisa mengganggu hidup kita. Seperti Badu yang selalu datang terlambat!"

Badu, yang sedang asyik menambahkan gula ke dalam kopinya, mendengus. "Aku tidak terlambat! Aku hanya 'mendalami' waktu."

Rijal, yang duduk di sudut dengan gaya santai, menimpali, "Sebenarnya, kebiasaan buruk bukan hanya tentang datang terlambat, tetapi juga tentang hal-hal kecil, seperti Kobar yang selalu lupa mengembalikan buku pinjaman!"

Kobar merespons dengan senyuman malu. "Oke, aku memang sering lupa. Tapi setidaknya, aku tidak mengembalikan buku dengan halaman yang robek, seperti Rijal!"

"Hey, itu tidak adil!" jawab Rijal dengan nada defensif. "Itu bukan kebiasaan buruk, itu hanya kebetulan!"

Kahar, tidak mau kalah, menambahkan, "Tapi kebiasaan buruk bisa menghalangi kita untuk maju. Kita harus membuat komitmen untuk mengubahnya!"

Badu yang penasaran, bertanya, "Jadi, bagaimana cara kita mengubah kebiasaan buruk ini?"

Kobar berpikir sejenak dan berkata, "Bagaimana kalau kita buat tantangan? Setiap dari kita harus memilih satu kebiasaan buruk yang ingin kita ubah dalam seminggu dan melaporkannya di sini!"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun