Mohon tunggu...
BUDIAMIN
BUDIAMIN Mohon Tunggu... Seniman - K5 ArtProject

Hanya debu yang diterbangkan angin

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kebiasaan Buruk

16 Oktober 2024   17:03 Diperbarui: 16 Oktober 2024   17:07 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Kalau itu terjadi, kita bisa ulang tantangan ini!" jawab Kahar.

Badu menambahkan, "Atau kita bisa membentuk kelompok dukungan, 'Tim Perubahan Kebiasaan Buruk'!"

Kobar tertawa. "Aku suka ide itu! Kita bisa saling mengingatkan dan mendukung satu sama lain."

Akhirnya, mereka sepakat untuk melanjutkan tantangan dan memperluasnya menjadi sebuah kelompok dukungan. Mereka menghabiskan sisa sore dengan berdiskusi tentang kebiasaan baik yang ingin mereka tanamkan dan bagaimana cara melakukannya.

Setelah beberapa waktu, Kobar merasa lebih bersemangat dan termotivasi. "Teman-teman, kita bisa membuat perubahan besar! Kita harus memperluas tantangan ini ke desa! Kita bisa ajak orang-orang lain untuk mengubah kebiasaan buruk mereka!"

"Hebat!" seru Kahar. "Kita bisa mulai dengan kampanye di warung Bu Tini!"

Rijal, dengan gaya humorisnya, berkata, "Dan jangan lupa, kita harus membuat poster besar dengan gambar kita di depan warung! Kita bisa menulis 'Berani Mengubah Kebiasaan Buruk!'"

Badu menambahkan, "Atau 'Kebiasaan Buruk, Habis Sudah!'"

Semua tertawa, dan semangat mereka semakin tinggi. Dengan semangat kebersamaan, Kobar, Kahar, Badu, dan Rijal bertekad untuk mengubah kebiasaan buruk mereka dan mendorong orang-orang di sekitar mereka untuk melakukan hal yang sama.

Keesokan harinya, mereka mengumpulkan warga desa dan menjelaskan ide mereka. Beberapa warga tampak antusias, sementara yang lain skeptis.

"Apakah kalian benar-benar bisa mengubah kebiasaan buruk kalian?" tanya seorang nenek.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun