Mohon tunggu...
BUDIAMIN
BUDIAMIN Mohon Tunggu... Seniman - K5 ArtProject

Hanya debu yang diterbangkan angin

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kebiasaan Buruk Orang Pintar

16 Oktober 2024   14:00 Diperbarui: 16 Oktober 2024   14:03 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah berdiskusi, mereka pun mulai merencanakan acara tersebut. Kobar membuat poster dengan tulisan besar: "Jadilah Pintar Tanpa Pamer!" dan menggantungnya di berbagai sudut desa.

Hari acara pun tiba, dan desa dipenuhi dengan warga yang antusias. Kobar, Kahar, Badu, dan Rijal berdiri di panggung, bersiap menyambut para pembicara.

Kobar membuka acara dengan bersemangat, "Selamat datang di acara 'Berbagi Pintar Tanpa Pamer'! Di sini, kita akan belajar banyak hal dari orang-orang pintar tanpa harus pamer!"

Kahar menambahkan, "Kami ingin menunjukkan bahwa meskipun seseorang pintar, bukan berarti mereka tidak bisa rendah hati!"

Setelah itu, mereka mengundang Joni, si jenius matematika, untuk berbagi. Joni datang dengan gaya percaya diri dan mulai menjelaskan rumus-rumus rumit. Namun, dia juga diingatkan oleh Kobar untuk memberi contoh aplikasi dalam kehidupan sehari-hari.

"Bisa gak, Joni, ceritakan bagaimana rumus ini bisa membantu orang sehari-hari?" tanya Kobar.

Joni terdiam sejenak, lalu mulai menceritakan tentang bagaimana ilmu matematika bisa membantu dalam perencanaan keuangan dan manajemen rumah tangga. Namun, saat diminta untuk membantu seorang warga menghitung pengeluaran, Joni menolak dengan alasan dia masih sibuk menjelaskan teori.

Kahar menggugah, "Eh, Joni! Bukankah kamu juga seharusnya membagikan ilmu dengan cara yang praktis? Bantu teman kita yang butuh!"

Acara berlanjut dengan peserta lain yang juga menunjukkan kebiasaan buruk mereka. Misalnya, Dita, yang ahli dalam bahasa Inggris, lebih memilih untuk mengoreksi kesalahan orang lain daripada membantu mereka belajar.

Badu, sambil tertawa, berkata, "Jadi, kita tidak hanya mencari orang pintar, tetapi juga orang yang mau berbagi dengan tulus!"

Setelah beberapa sesi, mereka menyadari bahwa kebiasaan buruk itu sebenarnya bisa diubah. Rijal mengusulkan, "Mari kita buat grup belajar di desa! Di sana, semua bisa berbagi pengetahuan tanpa merasa lebih tinggi dari yang lain."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun