Kahar menimpali, "Bagus, Kobar! Tapi jangan sampai terjatuh saat berolahraga, ya."
Badu, yang terbangun dari tidurnya, ikut berkomentar, "Berolahraga? Kenapa tidak kita ganti dengan tidur siang? Itu juga bisa menjadi 'perubahan'!"
Rijal, yang mencoba tetap fokus, berkata, "Kita bisa mulai dengan hal sederhana. Mari kita berbagi tugas! Kobar bisa olahraga, Kahar bisa belajar memasak, Badu bisa merawat tanaman, dan aku akan belajar bicara lebih baik!"
Setelah seminggu menjalani perubahan yang mereka rencanakan, Kobar berlari setiap pagi, Kahar mencoba memasak, Badu merawat tanaman dengan cara tidur di dekatnya, dan Rijal berlatih berbicara dengan diri sendiri di depan cermin.
Suatu hari, mereka berkumpul di taman desa setelah menyelesaikan tugas masing-masing. Kobar yang terlihat lelah, berkata, "Olahraga itu berat, tapi aku merasa lebih baik!"
Kahar dengan bangga menunjukkan masakan yang dia buat, meski hasilnya lebih mirip 'gugur gunung' daripada makanan. "Ini dia, masakan pertamaku! Apa ada yang mau mencoba?" tanyanya sambil tersenyum.
Badu, yang masih setia tidur, membuka mata dan berkata, "Kenapa tidak kita coba tidur siang setelah makan? Itu juga bisa menjadi kebiasaan baik!"
Rijal, yang ingin membangun kepercayaan diri, berkata, "Aku akan mencoba berpidato tentang hidup sehat!" Ia berdiri dan berusaha berpidato, namun di tengah jalan, ia tiba-tiba melupakan semua yang telah dipelajarinya.
Lalu, Kobar bertanya, "Kenapa kita tidak membuat kompetisi untuk melihat siapa yang bisa menjadi pribadi yang lebih baik dalam seminggu?"
Mereka pun sepakat, dan kompetisi itu menjadi sangat lucu. Kahar gagal memasak dan malah memanggil tukang masak. Badu terus tidur di mana-mana dan justru mendapatkan banyak pujian sebagai "Badu si Pengendara Mimpi." Rijal gagal berbicara di depan umum, tetapi dia berhasil mengumpulkan penggemar saat membacakan puisi yang dia tulis.
Ketika minggu berakhir, mereka berkumpul di taman. Kobar berkata, "Jadi, siapa yang merasa jadi pribadi lebih baik?"