Di bawah pohon beringin besar, mereka berkumpul, tertawa dan berbagi cerita. "Kita memang bersekolah di kota, tapi jangan lupa untuk belajar dari akar kita," Kahar mengingatkan.
Badu menimpali, "Karena yang terpenting bukan hanya berpikir modern, tetapi juga memahami dan merayakan keunikan kita sebagai masyarakat desa."
Dengan senyuman, mereka menyadari bahwa terkadang, menjadi diri sendiri adalah hal yang paling berharga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!