Mohon tunggu...
BUDIAMIN
BUDIAMIN Mohon Tunggu... Seniman - K5 ArtProject

Hanya debu yang diterbangkan angin

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Merasa Nyaman Karena Materi: Kenyamanan Sementara yang Menjebak

11 Oktober 2024   11:28 Diperbarui: 11 Oktober 2024   11:31 9
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ironisnya, semakin kita bergantung pada materi untuk merasakan nyaman, semakin jauh kita dari kedekatan emosional dan makna hidup yang sejati. Hubungan antarmanusia menjadi dangkal, karena banyak yang mengukur nilai seseorang berdasarkan apa yang mereka miliki, bukan siapa mereka. Percakapan bergeser dari berbicara tentang kehidupan, mimpi, atau emosi, menjadi diskusi tentang benda-benda, gaya hidup, dan status.

Kita lupa bahwa hubungan sosial yang tulus dan mendalam adalah sumber kenyamanan yang lebih besar daripada benda apa pun yang bisa kita beli. Ketika kita menghabiskan waktu dengan orang yang kita sayangi, berbagi tawa, atau saling mendukung dalam kesulitan, rasa nyaman yang muncul tidak tergantikan oleh materi apa pun. Hubungan yang sejati memberikan rasa aman yang bertahan lama, karena itu adalah koneksi yang bersumber dari dalam diri, bukan dari barang-barang yang kita miliki.

Dalam upaya meraih kenyamanan materi, kita sering kali mengorbankan waktu yang seharusnya bisa kita gunakan untuk mempererat hubungan dengan keluarga, sahabat, atau bahkan diri kita sendiri. Banyak orang bekerja keras hingga lupa untuk menikmati momen kecil yang penuh makna dalam hidup, karena mereka terperangkap dalam upaya tak berujung untuk mendapatkan lebih banyak.

Kembali pada Kenyamanan Sejati: Refleksi dari Dalam

Kenyamanan sejati tidak bisa ditemukan dalam tumpukan benda atau uang yang melimpah. Ia hadir ketika kita merasa damai dengan siapa diri kita, dengan apa yang kita jalani, dan dengan orang-orang yang ada di sekitar kita. Kenyamanan itu hadir dalam kesederhanaan: ketika kita bisa menghargai hal-hal kecil, merasa cukup dengan apa yang kita punya, dan memiliki kedamaian batin yang tidak goyah meskipun materi datang dan pergi.

Materi memang bisa memberi rasa nyaman sementara, tetapi jika kita terus menggantungkan kenyamanan hidup hanya pada hal-hal tersebut, kita sedang membangun pondasi hidup di atas pasir yang mudah hancur. Kenyamanan sejati adalah ketika kita bisa merasa bahagia tanpa perlu berlebihan dalam memiliki. Ketika kita bisa menghargai nilai dari hubungan antarmanusia, kebebasan batin, dan kebersyukuran akan hal-hal sederhana, di situlah kenyamanan sejati dapat kita rasakan.

Jadi, sebelum kita terjebak lebih dalam dalam kenyamanan semu dari materi, penting untuk merenung: apa yang sebenarnya membuat kita nyaman? Apakah benda-benda itu benar-benar memberikan kedamaian? Atau apakah kita hanya sedang mencari kenyamanan yang sejati di tempat yang salah?

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun