Tiba-tiba, Kahar menambahkan, "Dan kami juga bisa menyiapkan lagu untuk Ibu! Biar lebih seru!" sambil memberikan isyarat agar Kobar memulai.
"Eh, tunggu! Kita perlu menyusun lagu yang lebih keren!" Kobar terjebak dalam momen itu, sementara yang lain sudah mulai bersenandung dengan suara konyol.
Kejadian ini berlanjut dan menjadi hal lucu di kelas. Ibu Rina merasa terhibur dengan kekonyolan mereka dan, seiring berjalannya waktu, para siswa belajar dengan cara yang menyenangkan.
Namun, ketika Ujian Akhir Sekolah tiba, mereka semua bingung dengan pelajaran yang diajarkan. Rijal melirik Kobar, "Kita belajar puisi dan menyanyi, tapi kita tidak belajar matematika!"
"Waduh! Kita harus minta tambahan pelajaran sebelum ujian!" Kobar bergegas menyusun rencana.
Keesokan harinya, mereka memutuskan untuk meminta Ibu Rina mengadakan kelas tambahan sebelum ujian. "Bu, kami ingin belajar tentang pelajaran yang penting juga, seperti matematika!" kata Kahar.
Ibu Rina tersenyum dan menjawab, "Tentu! Tapi dengan cara yang menyenangkan. Mari kita buat matematika menjadi lebih hidup!"
Dengan semangat, Ibu Rina mengajarkan pelajaran matematika menggunakan metode permainan, hingga semua siswa merasa senang. Kobar dan teman-teman pun merasa beruntung memiliki guru cantik yang tidak hanya menawan, tetapi juga peduli dengan pendidikan mereka.
Hari ujian tiba, dan dengan percaya diri, mereka menjalani ujian dengan baik. Setelah semua selesai, Kobar menatap sahabat-sahabatnya. "Ternyata, guru cantik bisa membuat kita belajar dengan cara yang tak terduga!"
Badu menimpali, "Bahkan meski kita masuk ke kelas dengan niat menggoda, kita keluar dengan ilmu yang lebih berharga!"
Dengan penuh tawa, mereka menyadari bahwa pendidikan tidak selalu harus serius. Terkadang, sedikit humor dan keceriaan bisa membuat semua hal menjadi lebih berarti.