Mohon tunggu...
BUDIAMIN
BUDIAMIN Mohon Tunggu... Seniman - K5 ArtProject

Hanya debu yang diterbangkan angin

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Rendahnya Kepedulian Masyarakat terhadap Sampah: Kebiasaan dan Tanggung Jawab Sosial

7 Oktober 2024   13:19 Diperbarui: 7 Oktober 2024   13:26 212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kurangnya Fasilitas Pengelolaan Sampah

Selain faktor kebiasaan buruk, rendahnya kepedulian masyarakat terhadap sampah juga disebabkan oleh minimnya fasilitas pengelolaan sampah yang memadai. Di banyak daerah, tempat pembuangan sampah atau tempat pengolahan sampah masih terbatas. Akibatnya, masyarakat merasa bingung dan tidak memiliki pilihan lain selain membuang sampah sembarangan. Kurangnya dukungan dari pemerintah dalam menyediakan fasilitas yang memadai untuk pemisahan, pengolahan, dan daur ulang sampah memperparah situasi ini.

Beberapa kota besar memang telah mencoba menerapkan kebijakan pengelolaan sampah yang lebih baik, seperti penyediaan bank sampah dan tempat pengelolaan sampah terpadu. Namun, upaya ini masih belum cukup meluas ke seluruh wilayah Indonesia. Sebagai hasilnya, masyarakat di banyak daerah terpencil hingga perkotaan masih kesulitan dalam mengelola sampah mereka dengan baik.

Keterlibatan Pemerintah dan Tanggung Jawab Bersama

Pemerintah memiliki peran penting dalam membentuk kesadaran masyarakat tentang pengelolaan sampah. Selain menyediakan fasilitas yang memadai, pemerintah harus aktif mengedukasi masyarakat tentang pentingnya mengelola sampah secara bijak. Program-program seperti sosialisasi, kampanye lingkungan, dan insentif untuk daur ulang harus lebih ditingkatkan. Sayangnya, pendekatan pemerintah sering kali hanya bersifat reaktif, yaitu setelah masalah lingkungan muncul, bukan preventif.

Namun, tanggung jawab tidak sepenuhnya ada di tangan pemerintah. Masyarakat juga harus sadar bahwa pengelolaan sampah adalah tanggung jawab bersama. Kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta sangat penting untuk menciptakan ekosistem yang mendukung pengelolaan sampah yang lebih baik. Kesadaran kolektif bahwa sampah adalah masalah bersama akan membantu mendorong perubahan perilaku masyarakat.

Pentingnya Perubahan Perilaku

Pada akhirnya, perubahan perilaku menjadi kunci utama dalam menyelesaikan masalah sampah. Tanpa perubahan dalam cara pandang dan kebiasaan masyarakat, upaya pengelolaan sampah akan sia-sia. Setiap individu harus sadar bahwa sampah yang dihasilkan memiliki dampak besar terhadap lingkungan. Langkah kecil seperti membawa kantong belanja sendiri, mengurangi penggunaan plastik sekali pakai, serta memisahkan sampah organik dan anorganik adalah upaya konkret yang dapat dilakukan untuk menjaga kebersihan lingkungan.

Perubahan ini tidak bisa terjadi secara instan, tetapi membutuhkan proses panjang yang melibatkan edukasi, kampanye, dan komitmen bersama. Jika setiap individu mulai mengambil tanggung jawab atas sampah yang dihasilkan, lambat laun masalah sampah dapat dikelola dengan lebih baik. Selain itu, dukungan dari pemerintah dalam menyediakan infrastruktur dan regulasi yang jelas akan memperkuat gerakan ini.

Rendahnya kepedulian masyarakat terhadap sampah adalah cerminan dari krisis kesadaran lingkungan yang masih kita hadapi. Masyarakat, pemerintah, dan sektor swasta harus bersinergi untuk mengatasi masalah ini. Kesadaran bahwa sampah adalah tanggung jawab bersama dan harus dikelola dengan bijak akan menjadi kunci dalam menjaga kelestarian lingkungan kita di masa depan. Jika tidak, kita akan terus terjebak dalam lingkaran permasalahan sampah yang semakin memburuk, mengancam generasi mendatang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun