Mohon tunggu...
BUDIAMIN
BUDIAMIN Mohon Tunggu... Seniman - K5 ArtProject

Hanya debu yang diterbangkan angin

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Bayang di Dalam Cahaya

1 September 2024   20:15 Diperbarui: 1 September 2024   20:20 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di bawah bulan pucat, 

anak tercinta berdiri 

seperti bayang-bayang 

yang tumbuh dari tanah, 

sebuah cahaya yang muncul 

di antara reruntuhan malam, 

menyimpan rahasia 

yang hanya langit tahu.

Kau adalah bunga 

di taman yang tak pernah ada, 

mekar di antara duri 

dan kabut pagi, 

seperti kisah lama 

yang dibisikkan oleh angin, 

mengalir dalam darah 

yang tak pernah kita kenal.

Setiap langkahmu, 

sebuah mantra yang tertulis 

di antara akar-akar 

pepohonan tua, 

menyulam jalan 

di antara daun-daun 

yang berbisik dalam sunyi, 

meninggalkan jejak yang samar 

di jalan setapak.

Dalam tidurmu yang tenang, 

ada mimpi-mimpi 

yang melayang 

di balik kelopak matamu, 

seperti burung-burung 

yang terbang 

di dalam hutan tanpa akhir, 

menari di antara 

bayang-bayang gelap.

Anak tercinta, 

kau adalah teka-teki 

di malam sunyi, 

sebuah bintang jatuh 

yang memancarkan cahaya 

di antara reruntuhan, 

seperti tetesan embun 

yang berkilauan di rerumputan pagi 

yang tak pernah disentuh.

Di saat fajar menyapa, 

kau menghilang seperti kabut, 

mengalir dalam arus 

yang tak terduga, 

seperti nyanyian 

yang terucap di bibir 

dari mimpi-mimpi 

yang belum terselesaikan, 

menggaung dalam lorong 

waktu yang tak berpintu.

Dan ketika matahari 

akhirnya terbit, 

kau hanya bayang-bayang 

di antara cahaya, 

sebuah kenangan 

yang berbisik dalam senyap, 

seperti hantu lembut 

yang menari di udara pagi, 

meninggalkan kami 

dalam keajaiban 

yang tak terjawab.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun