Mohon tunggu...
BUDIAMIN
BUDIAMIN Mohon Tunggu... Seniman - K5 ArtProject

Hanya debu yang diterbangkan angin

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Wajah Kota yang Hilang

31 Agustus 2024   13:23 Diperbarui: 31 Agustus 2024   13:32 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di trotoar kumuh, 

jejak langkah terhapus 

oleh deru kendaraan yang lupa 

pada nama-nama 

tanpa alamat. 

Peti-peti kardus 

berdiri sombong, 

menjadi istana 

di bawah jembatan. 

Langit malam 

menyimpan rindu 

pada mereka yang berbaring 

di atas aspal dingin.

Dapur berasap 

tanpa api, 

piring kosong bernyanyi 

lagu lapar. 

Anak-anak menjelma mimpi, 

mengais serpihan mimpi 

di sela-sela beton retak. 

Di pinggir jalan, 

seorang ibu menggambar 

rumah dari abu rokok, 

menghitung waktu 

dengan uang receh 

yang jatuh 

satu-satu.

Gedung tinggi berdiri megah, 

bayangannya 

membungkam suara-suara 

yang menuntut roti 

di tengah pesta anggur. 

Kota ini kehilangan wajah, 

tertutup debu 

dan uang yang mengalir 

ke kantong-kantong 

yang sudah penuh 

sejak lama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun