Â
Langit retakÂ
seperti sebuah janjiÂ
berserak dalam hening.
Langkah-langkah tak teratur,Â
menggores jalan yang pudar,Â
seperti sisa-sisa harapanÂ
di atas tanah yang terabaikan.
Suara terpecah,Â
mengalir di udara dingin,Â
menjadi bisuÂ
di ruang yang menunggu.
Kata-kata terjebak,Â
membeku di bibir,Â
seperti hujan yang berhentiÂ
di tengah perjalanan.
Di luar
hujan dengan enggan turun
membasahi sedih yang tak tertata,Â
sementara malam membungkusÂ
dalam pelukan yang dingin.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!