Mohon tunggu...
BUDIAMIN
BUDIAMIN Mohon Tunggu... Seniman - K5 ArtProject

Hanya debu yang diterbangkan angin

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kehampaan yang Terpatah

28 Agustus 2024   12:31 Diperbarui: 28 Agustus 2024   12:34 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

Langit retak 

seperti sebuah janji 

berserak dalam hening.

Langkah-langkah tak teratur, 

menggores jalan yang pudar, 

seperti sisa-sisa harapan 

di atas tanah yang terabaikan.

Suara terpecah, 

mengalir di udara dingin, 

menjadi bisu 

di ruang yang menunggu.

Kata-kata terjebak, 

membeku di bibir, 

seperti hujan yang berhenti 

di tengah perjalanan.

Di luar

hujan dengan enggan turun

membasahi sedih yang tak tertata, 

sementara malam membungkus 

dalam pelukan yang dingin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun