Aku membaca surat tanpa alamat,Â
Tulisan tangan yang tidak pernah sampai,Â
Kata-kata pudar, tercetak di lembaran waktu.Â
Keberadaan terasa seperti gema yang memudar,Â
Di ruang ini, aku mencari artinya,Â
Namun hanya cermin yang membalas, tanpa refleksi.Â
Kesedihan ini tidak berbicara,Â
Hanya mengusik angin dengan nada-nada hampa,Â
Dan aku, terjebak dalam puisi yang tak pernah ditulis.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!