Mohon tunggu...
BUDIAMIN
BUDIAMIN Mohon Tunggu... Seniman - K5 ArtProject

Hanya debu yang diterbangkan angin

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Jangan Terlena Nikmatnya Dunia

22 Agustus 2024   11:51 Diperbarui: 22 Agustus 2024   11:54 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Banyak tradisi spiritual mengajarkan pentingnya menjaga perspektif yang benar terhadap nikmat duniawi. Dalam banyak ajaran agama, dunia ini dianggap sebagai tempat ujian dan kesempatan untuk belajar, bukan tujuan akhir itu sendiri. Kesadaran bahwa kehidupan ini bersifat sementara dan bahwa segala sesuatu yang kita miliki adalah titipan dari Tuhan dapat membantu kita untuk tidak terlalu terikat pada kepemilikan dan kesenangan duniawi.

Sebagai contoh, dalam Islam, ada ajaran untuk tidak terlalu mencintai dunia dan melupakan akhirat. Dalam tradisi ini, dunia dianggap sebagai tempat persiapan untuk kehidupan setelah mati, dan mengejar kebahagiaan duniawi dengan cara yang sesuai dengan ajaran agama adalah bagian dari proses tersebut. Dalam Buddhisme, konsep ketidakkekalan dan kepuasan internal lebih ditekankan, dengan mengajarkan bahwa kebahagiaan sejati datang dari pemahaman dan penerimaan atas sifat sementara dari segala sesuatu.

Terlena dengan nikmat dunia bisa menjadi perangkap yang menyebabkan kita kehilangan keseimbangan hidup dan fokus pada hal-hal yang benar-benar penting. Meskipun kesenangan duniawi dan pencapaian materi adalah bagian dari kehidupan, sangat penting untuk menjaga perspektif yang benar dan tidak membiarkan hal-hal tersebut menguasai hidup kita. Dengan menetapkan prioritas yang jelas, melatih rasa syukur, fokus pada tujuan jangka panjang, menjaga kesehatan, dan menghargai pengalaman serta hubungan, kita dapat menjaga keseimbangan hidup dan menemukan kepuasan yang lebih mendalam.

Memahami bahwa nikmat dunia hanyalah bagian dari perjalanan kita dan bahwa kehidupan ini memiliki tujuan yang lebih besar dapat membantu kita untuk tidak terjebak dalam ilusi kesenangan sementara. Dengan cara ini, kita dapat menjalani hidup dengan lebih penuh dan lebih bermakna, tetap terhubung dengan nilai-nilai inti kita, dan merasa lebih puas dengan apa yang kita miliki.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun