Mohon tunggu...
BUDIAMIN
BUDIAMIN Mohon Tunggu... Seniman - K5 ArtProject

Hanya debu yang diterbangkan angin

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Hidup Dikejar Waktu, antara Produktivitas dan Kehilangan Makna

20 Agustus 2024   16:20 Diperbarui: 24 Agustus 2024   18:34 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi bekerja. (Sumber: CreativaImages via kompas.com)

Di era modern, hidup sering terasa seperti perlombaan melawan waktu. Kita terus berlari, berusaha untuk mencapai tujuan, memenuhi target, dan menjadi lebih produktif. 

Ungkapan "waktu adalah uang" menjadi mantra yang mendorong kita untuk terus bergerak tanpa henti. Namun, dalam perlombaan ini, banyak dari kita yang merasa kehilangan makna hidup. 

Hidup menjadi sekadar daftar tugas yang harus diselesaikan, dan kita merasa dikejar oleh kewajiban tanpa pernah benar-benar menikmati momen. 

Hidup yang terlalu fokus pada produktivitas akhirnya membawa kita pada kekosongan emosional, kelelahan mental, dan kehilangan kendali atas diri sendiri.

Fenomena "Waktu adalah Uang"

Budaya modern sangat mengagungkan produktivitas. Teknologi yang diciptakan untuk mempermudah hidup kita malah mempercepat ritme kehidupan, menjadikan kita terhubung dengan pekerjaan dan tugas 24/7. 

Di satu sisi, ini meningkatkan efisiensi, tetapi di sisi lain, kita kehilangan ruang untuk menikmati hidup yang lebih bermakna. 

Banyak dari kita menjadi terjebak dalam paradigma bahwa semakin banyak yang kita capai, semakin bahagia kita. Padahal, mengejar produktivitas tanpa akhir hanya membuat kita merasa tertekan, cemas, dan kelelahan.

Kehilangan Makna di Tengah Kesibukan

Saat hidup menjadi seperti "rat race," kita terus bergerak tanpa benar-benar tahu apa yang kita kejar. Rutinitas harian menjadi sangat mekanis, dan kita kehilangan kesempatan untuk merasakan kebahagiaan yang lebih dalam. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun