Mohon tunggu...
budi abriansyah
budi abriansyah Mohon Tunggu... Guru - ini guru budi

Jadilah guru untuk kebaikan dunia dan akhirat

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Koneksi Antar Materi Modul 3.1 Pendidikan Guru Penggerak

27 April 2022   16:37 Diperbarui: 27 April 2022   16:40 645
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan keputusan?

Guru adalah seorang pemimpin pembelajaran di kelas. Sudah sepatutnya mengetahui dan memahami keadaan sosial dan emosional murid-muridnya. Agar guru dapat membentuk terciptanya Profil Pelajar Pancasila murid-muridnya, guru harus mampu mengelola kompetensi sosial dan emosional yang dimiliki dalam mengambil keputusan sebagai seorang pemimpin pembelajaran. Dalam proses pengambilan keputusan yang bertanggung jawab, diperlukan kompetensi sosial emosional seperti kesadaran diri (self awareness), pengelolaan diri (self management), kesadaran sosial (social awareness) dan keterampilan berhubungan sosial (relationship skills). Sehingga diharapkan proses pengambilan keputusan dapat dilakukan secara sadar penuh (mindfull), terutama sadar dengan berbagai pilihan, konsekuensi yang akan terjadi, dan memperkecil kesalahan dalam pengambilan keputusan. Proses pengambilan keputusan membutuhkan keberanian dan kepercayaan diri untuk menghadapi konsekuensi dan implikasi dari keputusan yang kita ambil karena tidak ada keputusan yang bisa sepenuhnya mengakomodir seluruh kepentingan para pemangku kepentingan. Namun tujuan utama pengambilan selalu pada kepentingan dan keberpihakan pada anak didik.

 

Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik.

Guru sebagai seorang pemimpin pembelajaran harus mampu melihat permasalahan yang dihadapi dari berbagai aspek. Seorang guru akan dihadapkan pada maslah yang berhubungan dengan dilema etika dan bujukan moral. Guru harus dapat membedakan kedua aspek masalah tersebut apakah termasuk masalah dilema etika atau bujukan moral. Guru yang memiliki nilai- nilai seorang pendidik seperti nilai inovatif, kolaboratif, mandiri dan reflektif akan mempengaruhin ketika menuntun muridnya untuk mengenali kompetensi yang dimiliki dalam mengambil keputusan dan mengatasi masalah yang dihadapi. Dengan nilai- nilai dari seorang pendidik tersebut, yang merupakan landasan pemikiran yang dimiliki akan cenderung pada prinsip melakukan demi kebaikan orang banyak, menjunjung tinggi prinsip- prinsip/nilai- nilai dalam diri dan melakukan apa yang kita harapkan orang lain akan lakukan kepada diri kita. Oleh karena itu seorang guru akan dapat mengambil sebuah keputusan yang bertanggung jawab melalui berbagai pertimbangan dan langkah pengambilan dan pengujian sebuah keputusan terkait permasalahan yang terjadi.

Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.

Sebuah pengambilan keputusan yang baik dan tepat tentunya harus dilakukan secara bertahap dan menganalisis terlebih dahulu berbagai aspek. Pertama yang harus dipertimbangkan adalah empat paradigma dilema etika. Kita harus melihat terlebih dahulu paradigma dilema etika apa yang sedang terjadi? Apakah paradigma Dilema etika individu melawan masyarakat, rasa keadilan melawan rasa kasihan, kebenaran melawan kesetiaan, atau jangka pendek melawan jangka Panjang. Kita juga harus melihat prinsip pengambilan keputusan yang paling tepat. Apakah pemikiran berbasis pada peraturan (rule-based thingking), apakah pemikiran berbasis hasil akhir (end-based thingking) atau pemikiran berbasis rasa peduli (care-based thingking). Selanjutnya keputusan tersebut haruslah diambil dengan menggunakan langkah-langkah pengambilan keputusan. Adapun 9 langkah-langkah yang dapat dilakukan :

  • Mengenali terlebih dahulu nilai-nilai yang saling bertentangan.
  • Menentukan pihak-pihak yang terlibat
  • Mengumpulkan fakta-fakta secara lengkap dan detail
  • Melakukan pengujian benar atau salah
  • Melakukan pengujian benar melawan benar
  • Melakukan prinsip revolusi
  • Mencari atau menginvestigasi opsi trilemma
  • Membuat keputusan
  • Melakukan refleksi dan mengambil pelajaran dari suatu keputusan yang telah diambil.

Selanjutnya, apakah kesulitan-kesulitan di lingkungan Anda yang sulit dilaksanakan untuk menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Apakah ini kembali ke masalah perubahan paradigma di lingkungan Anda?

Kesulitan muncul karena lingkungan sekitar masih nyaman dengan zona nyaman yang selama ini dilakukan. Seperti tidak peduli dengan masalah yang dihadapi anak-anak, adapun jika ada masalah, guru bertindak sebagai counselor atau mentor daripada berperan sebagai coach. Hal tersebut dapat dianggap wajar, karena guru-guru belum mengenal atau mengetahui perbedaan coaching, conseling, atau mentoring, sehingga setiap keputusan dari masalah yang dihadapi belum berpihak pada murid.

 

Dan pada akhirnya, apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun