LEBARAN tinggal menunggu hari. Kegiatan makin semarak. Selain demi menyongsong Idul Fitri, persiapan digiatkan untuk para tamu yang akan bersilaturahmi pada Hari Kemenangan.
Umumnya keluarga bekerja untuk mempercantik rumah dan menyiapkan hidangan, sehingga tamu merasa nyaman dan terjamin perutnya.
Berbagai hidangan khas lebaran tersedia. Ragam dan kuantitasnya tergantung jumlah tamu yang akan berkunjung. Tentu, berkaitan dengan kekuatan uang dimiliki.
Rasanya, satu hidangan yang tidak pernah ketinggalan adalah: beras dalam anyaman janur yang diolah dalam waktu lama, kecuali dimasak memakai rice cooker.
Ketupat. Ketupat identik dengan lebaran. Hari pertama Idul Fitri makanan yang dicari adalah ketupat. Barulah teman-temannya mengikuti, seperti opor dan sebagainya, tergantung ketersediaan.
Pembungkus atau kulit ketupat bisa dirakit sendiri. Boleh juga membelinya di Mang Sayur atau pedagang pasar.

Waktu tangan masih berfungsi sepenuhnya, saya bertugas membuat kulit ketupat sampai mengisinya dengan beras.
Kecakapan menganyam kulit ketupat diperoleh saat SD. Waktu itu, guru-guru mengajarkan keterampilan dasar, termasuk menganyam kulit ketupat.
Masih adakah pelajaran semacam ini pada zaman sekarang?
Nah, mumpung masih ingat, saya akan membagikan cara menganyam kulit ketupat, mengisi beras ke dalamnya, hingga mematangkannya.
O ya, menganyam kulit hingga mematangkan ketupat membutuhkan kesabaran.
Menganyam Kulit Ketupat
- Pilih janur. Buang tulang tengahnya, sehingga terbelah menjadi dua bagian.
- Pada 4 jari tangan kiri yang telah dirapatkan, gulung satu bagian janur 3 putaran dengan pangkal janur (bagian yang paling lebar) menghadap ke atas.
- Lakukan hal sama pada 4 jari kanan. Bedanya, pangkal janur menghadap ke bawah.
- Pangkal janur menyembul lebih pendek ketimbang ujung yang lebih panjang.
- Letakkan tangan berhadapan. Dengan jempol yang bebas sisipkan janur dari tangan kanan ke gulungan janur di tangan kiri.
- Penyisipan dilakukan sejalur demi sejalur dengan posisi menyilang.
- Gulungan di tangan kanan bersatu dengan yang di tangan kanan. Jaga gulungan tidak ambrol.
- Ambil ujung panjang yang ada di atas, selipkan di tengah (di antara janur yang tadi bersilangan) dengan cara menganyam hingga ujung janu.
- Lakukan langkah sama pada ujung janur satunya (yang ada di bawah).
- Pangkal-pangkal janur diselipkan di antara anyaman hingga mereka bertemu.
- Perlahan, tarik janur agar anyaman lebih rapat dan kelak beras tidak lolos dari anyaman.
Mengisi Ketupat
- Setelah dicuci bersih, beras direndam kurang lebih satu jam di dalam wadah.
- Tambahkan sedikit garam agar ketupat tidak terasa tawar.
- Dengan sendok teh, masukkan beras pada lubang di tempat bertemunya pangkal janur.
- Isi sekitar dua pertiga dari volume kulit ketupat. Jika terlalu banyak, ketupat akan keras. Sebaliknya, akan lembek dan tidak awet ketika isi terlalu sedikit.
- Terakhir, selipkan dua pangkal janur tadi untuk menutup lubang masuk.
- Ikat ketupat per lima buah dengan ujung janurnya.
- Menurut pengalaman, 1 liter beras (setara 0,75 kg) menghasilkan 10 ketupat ukuran sedang.
Memasak Ketupat
- Jerang air pada langseng atau panci pengukus.
- Sebelum mendidih betul (masih mendesis) masukkan ketupat isi beras. Pastikan semuanya terendam agar matang merata.
- Biasanya, saya memasak di atas bara api kayu kabar. Panasnya ajib (bagus, mantap), membuat ketupat matang sempurna.
- Rebus selama 5-6 jam.
- Jika air di dalam langseng berkurang (ketupat tidak terendam), tambahkan dengan air panas (sempat mendidih).
- Ketupat matang sempurna diketahui saat dibelah. Teksturnya halus lantaran beras telah bersatu padu tanpa butiran-butiran.
- Sebaiknya, setelah matang ketupat digantung agar tidak basah.
- Ketupat siap dihidangkan.
Demikian cara membuat ketupat versi saya. Bisa saja tiap-tiap orang memiliki cara berbeda dalam mengolah ketupat. Perbedaan yang saya kira tipis-tipis saja. Semoga bermanfaat.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI