Selama usaha beroperasi dari siang hingga malam, Aip dan Endang bergantian menyajikan minuman. Sedangkan ketoprak dan lotek ditangani oleh Endang, yang merupakan penjual hidangan pagi di tempat berbeda.
Bagaimana pembagian modalnya? Komposisi bagi hasil, atau kerugian jika ada? Komitmen kepada pemilik rumah? Bagaimana bentuk kolaborasinya?
Modal kerja dan pembelian peralatan disediakan oleh Aip. Sedangkan pertanyaan selebihnya dijawab dengan senyuman. Kata mereka, yang penting ada uang lebih untuk makan.Â
Maksudnya, usaha kecil itu telah mendatangkan manfaat bagi para pihak terlibat, yaitu pemilik rumah dan dua kerabat yang berusaha.
Baiklah, barangkali kerangka pembagian hasil merupakan rahasia mereka. Saya kemudian tertarik dengan ihwal kolaborasi untuk mengembangkan usaha mereka.
Kolaborasi dalam usaha kecil di atas merupakan rencana tepat untuk meluaskan usaha, berbagi sumber daya, dan (mungkin) mendorong inovasi produktif. Manfaat kerja sama seperti di atas adalah:
- Pengembangan usaha, dengan menambah jenis barang dagangan dan waktu operasional.
- Memperkuat sumber daya, yaitu permodalan, tenaga, keterampilan, dan pikiran konstruktif.
- Kemampuan beradaptasi dengan pasar. Pengembangan usaha tersebut, sedikit banyak, merupakan respons atas kondisi pasar yang senantiasa berubah.
- Mungkin saja kolaborasi membawa perspektif baru, gagasan segar, dan solusi menghadapi kerumitan usaha.
Sebaliknya, kemitraan dalam usaha bisa mendatangkan masalah, apabila tidak tercapai kesamaan konsep dan visi usaha.
Sekian tahun yang lalu saya sempat membangun kemitraan usaha, dalam hal permodalan (serta bagi hasil sesuai proporsi kapital disetor) dan pembagian peran. Dalam perjalannya, perbedaan konsep usaha di antara pemegang saham membuat usaha berantakan. Akhirnya, kolaborasi usaha bubar.
Kolaborasi dapat membuat usaha berkembang, mampu mengoptimalkan sumber daya, dan adaptif. Di sisi lain, kerja sama berpotensi melahirkan ancaman-ancaman terhadap kelanggengan usaha.
Maka, sebelum berkolaborasi sebaiknya pelaku usaha kecil mencermati kondisi-kondisi di bawah ini:
- Menemukan mitra yang sesuai. Bukan saingan usaha, melainkan menemukan produk yang melengkapi usaha. Di atas, Aip menggandeng kerabatnya untuk menghasilkan produk kuliner berbeda.
- Menyampaikan tujuan jelas yang hendak dicapai. Dalam contoh di atas, Aip dan Mas Wiwi ingin memanfaatkan ruang usaha selama mungkin demi hasil lebih banyak. Caranya, mengajak Endang dalam pengembangan usaha.
- Merancang skema kerja sama yang bermanfaat bagi pihak-pihak terlibat. Ketika digabungkan, masing-masing pihak memiliki kekuatan dan kelemahan saling melengkapi.
- Komunikasi efektif dan transparan sebagai dasar kolaborasi yang bertahan lama. Ini akan menyelaraskan tujuan dan mengatasi masalah dengan cepat.
Kolaborasi usaha dapat meningkatkan jangkauan audiens lebih luas, produk dagangan lebih beragam. Masing-masing mitra bisa saja memiliki lingkungan pertemanan, yang jika digabungkan dapat menjadi pasar lebih luas.