TANPA upaya mencari tahu lebih dalam, membaca tulisan Bahrein pikiran berasosiasi tentang hidangan Timur Tengah.
Ternyata keliru. Rumah makan di daerah Bantarjati, Kota Bogor, itu menyediakan masakan khas Palembang. Tidak menjadi soal, hidangan ibukota Provinsi Sumatra Selatan ini sangat menggoda selera.
Siapa tidak kenal pempek?
Rasa gurih pempek berpadu dengan cuko membentuk citarasa gurih, asam, manis, sekaligus pedas. Sulit menghentikan kunyahan sebelum pempek dan kuah pelengkapnya di dalam piring tandas.
Selain itu, saya pernah mencoba hidangan lainnya, yaitu tekwan dan pindang ikan.
Pindang Meranjat. Pertama kali menyantap masakan berkuah dari bahan ikan baung kira-kira empat puluh tahun yang lalu, di Prabumulih, 112 kilometer dari Palembang, kata Google Maps.
Konon, olahan pindang Meranjat berasal dari Ogan Ilir, Sumatra Selatan. Sedang, ikan baung adalah ikan sungai yang berkerabat dengan lele.
Rasanya?
Amboi! Waktu itu terpaksa minta satu piring nasi tambahan, bukan setengah, untuk menemani daging menyelip di kepala patin dan kuah yang terasa luar biasa. Menurut almarhum Bondan Winarno, mirip dengan rasa masakan Thailand: Tom Yam.Â
Namun, kini saya sulit mengingat rasanya secara utuh.