Mohon tunggu...
Budi Susilo
Budi Susilo Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan Guru

Best in Citizen Journalism dan People Choice Kompasiana Awards 2024, yang teteup bikin tulisan ringan-ringan. Males mikir berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Ke Pelabuhan Ratu Bukannya Piknik, tapi Kerja

29 Januari 2025   12:09 Diperbarui: 29 Januari 2025   13:47 224
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pantai Karang Hawu, Pelabuhan Ratu (dokumen pribadi)

LIBUR panjang akhir Januari. Waktunya mengistirahatkan fisik dan pikiran dari rutinitas kerja. Piknik, touring, berkunjung ke sanak saudara, memusatkan perhatian pada hobi, dan sebagainya. Seharusnya demikian.

Senin (27/1/2025) adalah hari peringatan Isra Miraj 27 Rajab 1446 Hijriah. Rabu (29/1/2025), perayaan Tahun Baru 2576. Sedangkan hari Selasa (28/1/2025) merupakan cuti bersama Imlek 2025. Sabtu dan Minggu, yang dianggap hari libur kerja bagi umumnya pegawai, menambah panjang catatan libur tersebut.

Satu kerabat, seorang ASN, pada hari kejepit Selasa baru lalu mengajak saya mengunjungi Palabuhanratu (Pelabuhan Ratu), Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.

Saya punya cukup waktu. Demikian cukup waktu lantaran pekerjaan saya adalah detektif swasta, yang dari waktu ke waktu menyelidiki sesuatu yang akan dipergunakan sebagai bahan tulisan.

Jadi, kalau Anda punya banyak uang dan sedikit waktu, bolehlah menghubungi. Kita bisa bekerja sama. Saya memiliki sedikit uang, tetapi berkelimpahan waktu. Setiap saat adalah libur panjang, mau tanggal merah, kuning, atau hijau.

Baiklah, kami bertiga berangkat. Rencananya, menumpang angkutan umum ke tujuan wisata itu, bukan naik kendaraan pribadi. Ini akan menjadi pengalaman menarik.

Gerimis pagi mengiringi kepergian dengan transportasi berbasis aplikasi ke Terminal Baranangsiang, Kota Bogor. Jalan belum macet. Biasanya, Kota Hujan akan disesaki kendaraan saat libur, terutama pada libur panjang

Tiba, langsung menaiki bis mini MGI. Ongkosnya, Rp60.000 dari Terminal Baranangsiang sampai Terminal Pelabuhan Ratu. hanya angkutan umum ini yang melayani rute Bogor-Pelabuhan Ratu sekali jalan. 

Pukul 7.07 kendaraan ber-AC tersebut bergerak menuju Tol Jagorawi, belok kanan melalui jalur ke Ciawi.

Dari Baranangsiang bus masuk Jagorawi (dokumen pribadi)
Dari Baranangsiang bus masuk Jagorawi (dokumen pribadi)

Tarif bus Bogor-Pelabuhan Ratu (dokumen pribadi)
Tarif bus Bogor-Pelabuhan Ratu (dokumen pribadi)

Di perempatan, kendaraan berwarna biru dongker bergambar garis kotak-kotan putih ini berhenti. Ngetem (menunggu penumpang) kira-kira 15 menit. Melalui pintu tol Caringin, bus memasuki lagi tol dan keluar Cigombong, Kabupaten Bogor.

Di satu simpangan di Cibadak, Kabupaten Sukabumi, bus berbelok ke kanan. Di kiri kanan jalan yang pas untuk dua kendaraan besar berlawanan arah terlihat rumah tepi jalan, perkampungan, beberapa kawasan indutri, pabrik mati, sawah, ladang, perkebunan, hutan.

Pukul setengah sebelas lebih bus tiba di terminal Pelabuhan Ratu. Tiga setengah jam saya duduk pada kursi yang lumayan empuk, meski tidak sepenuhnya mampu meredam rasa panas di pantat. Di luar itu, menaiki bus MGI menyenangkan. Keadaan kendaraan secara keseluruhan baik, pelayanan awak bus patut diacungi jempol.

Persoalan sedikit mengganggu kenyamanan adalah ketika dari bus menginjakkan kaki ke tanah. Berberapa pria dengan "akrabnya" bertanya-tanya: hendak ke mana; ayo dianterin; mau ke tempat siapa; dan sebagainya. 

Bahkan, mereka mengikuti hingga ke toilet umum. Setelah membuang air seni, mereka masih menunggu. Pertanyaan-pertanyaan sama. Tawaran-tawaran. Dijawab, mereka makin mengejar. Menyebalkan.

Begitulah di terminal konvensional, sejumlah orang menawarkan jasa kepada penumpang yang baru menarik napas. Menyasar penumpang yang terlihat sebagai orang baru di daerah tersebut. Mungkin calo mencari penghidupan dari sana, disukai atau tidak.

Penglihatan tentang sebuah restoran berwarna merah di kejauhan sana menjadi alasan untuk cari makan. Padahal, tidak jauh dari rumah makan waralaba itu, kami naik angkot jurusan terminal Cisolok. Angkutan umum warna biru keungu-unguan itu akan melewati Citepus, Grand Inna Samudra Beach, Cimaja, Karang Hawu, dan Cisolok.

Pantai Cipatuburan, dekat Grand Inna Samudra Beach Hotel (dokumen pribadi)
Pantai Cipatuburan, dekat Grand Inna Samudra Beach Hotel (dokumen pribadi)

Berhenti sebelum Grand Inna Samudra Beach Hotel, menuju pantai Cipatuburan. Saya menunggu di warung kopi. Sementara dua orang lagi berjalan menyusuri daerah berpasir hitam yang sudah ditumbuhi rumput. Berarti, lokasinya sedikit jauh dari garis pantai.

Naik angkot lagi, berhenti di Pantai Karang Hawu. Melakukan prosedur yang sama. Saya menunggu. Mereka mencari tanah. Baliknya, naik angkot dan berhenti di pantai Citepus. Melakukan kegiatan sama. Layar telepon genggam menunjukkan pukul 14.00 WIB.

Pantai Karang Hawu, Pelabuhan Ratu (dokumen pribadi)
Pantai Karang Hawu, Pelabuhan Ratu (dokumen pribadi)

Pantai Karang Hawu, Pelabuhan Ratu (dokumen pribadi)
Pantai Karang Hawu, Pelabuhan Ratu (dokumen pribadi)

Selain mencari tanah yang sudah ditumbuhi rerumputan, di Citepus kami menunaikan ibadah salat Zuhur. Rencananya, akan makan masakan seafood di salah satu warung yang memenuhi pantai. Tentunya, saya akan mengabadikan keseruan memasak dan menyantap makanan hasil laut.  

Gerimis hingga hujan deras menemani petualangan di tiga lokasi. Bagus kami sudah antisipasi, membawa payung lipat dan jas hujan.

Kami bersepakat untuk segera kembali ke terminal Pelabuhan Ratu. Pertimbangannya, kami harus ada di terminal sebelum matahari tenggelam di garis hoizon Teluk Pelabuhan Ratu, berhubung bus terakhir menuju Bogor pukul 17.00 WIB. Makan bisa mencari di sekitar terminal.

Lagi pula, menunggu angkot di sana lumayan lama. Bisa sambil menelan sepotong pisang goreng tanduk, bahkan, menghabiskan kopi seduh dalam gelas plastik.

Ngopi di warung dekat Pantai Citepus, Pelabuhan Ratu (dokumen pribadi)
Ngopi di warung dekat Pantai Citepus, Pelabuhan Ratu (dokumen pribadi)

Sebelum terminal, sopir angkot di rumah makan Geksor. Setelah bertanya, kami memesan pesan sup ikan marlin. Ikan layur bakar, bawal bakar, gulai jantung pisang, sambal. Ambil sendiri. Prasmanan. Lalapan di meja.

Perut lapar, lantaran makan siang terlalu sore, membuat saya tidak memfotoi hidangan. Baru teringat setelah isi piring kosong. Saya cerita saja: lezat, karena dimasak dari ikan-ikan segar. Dah, itu aja.

Bus berangkat jam setengah lima. Berhenti di satu tempat Pelabuhan Ratu cukup lama. Selama menunggu keberangkatan, saya bertanya kepada kerabat, untuk apa mencari-cari tanah di beberapa lokasi Pantai.

Ia mengatakan, libur panjang akhir Januari ini adalah kesempatan mencari tanah sesuai spesifikasi. Ia sedang melakukan percobaan, mengamati proses dari waktu ke waktu, dan mencatat hasil penelitian.

Ya. Kerabat saya bekerja sebagai ASN peneliti di sebuah badan milik pemerintah. Baginya, libur sepanjang apa pun tidak banyak pengaruh. Bedanya, libur tidak perlu datang ke kantor.

Selanjutnya ia menjawab keheranan saya, "Meskipun libur panjang, peneliti tidak mengenal 'libur' dalam arti sesungguhnya. Ada waktu-waktu harus di rumah kaca dan laboratorium."

Makanya, ia membawa beberapa bungkus tanah untuk digunakan sebagai media tanam varietas percobaan. Pantas, ia membawa koper roda dua demi bisa mengangkut tanah, bukan isi baju salin.

Ternyata pergi jauh-jauh ke Pelabuhan Ratu pada liburan panjang bukan untuk bervakasi, melainkan bekerja. Mengambil tanah untuk tujuan percobaan di rumah kaca dan laboratorium di sekitar rumahnya.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun