LAMA tidak berjumpa, beberapa hari lalu seorang sahabat menelepon, bertanya terkait fluktuasi tekanan darah.
Ia mengerti, saya senantiasa menjaga tekanan darah agar penyakit kronis yang pernah menyerang tidak datang lagi. Untuk itu ia bertukar pikiran di seputar tekanan darah.
Mantan Duta Besar RI sebuah negara Afrika Utara itu kebingungan, tekanan darahnya kerap berubah drastis. Pada pagi hari pembacaan tensimeter 139/80 mmHG. Siang melonjak menjadi 170/80 mmHG.
Sebagai informasi, sewaktu masih berdinas ia sempat mengalami stroke ringan. Pembuluh darah otaknya terganggu sebab dehidrasi. Hilang kesadarannya dan lumpuh sejenak.
Para stafnya segera membawa ke rumah sakit setempat. Setelah penanganan, ia segera diterbangkan ke Jakarta untuk perawatan lebih lanjut.
Penanganan cepat dan perawatan intensif menyelamatkan pria yang tinggal di kawasan elite Menteng Jakarta itu. Ia tidak mengalami kerusakan otak parah yang menyebabkan lumpuh atau kehilangan kemampuan lainnya.
Meskipun sampai saat ini masih berkonsultasi dengan dokter dan minum obat, kehawatiran-kekhawatin menyiksanya. Salah satunya, cemas dengan tekanan darah.
Ia membeli tensimeter digital. Namun, alat menunjukan ukuran yang berbeda pada hari yang sama. Ya itu tadi, pagi sekian, siang naik menjadi sekian.
Demi meningkatkan keyakinan, ia membeli lagi tensimeter berbeda. Lebih mahal. Anggapannya, mesin pengukur itu lebih akurat.
Tidak juga. Pembacaan tekanan darah pada dua alat menunjukkan keadaan serupa. Pagi sekian, siang naik menjadi sekian.